Ahad 08 Nov 2020 02:00 WIB

Video Parodi Donald Trump 'Saya tak Ingin Pergi' Viral Lagi

Video parodi Donald Trump ini pertama kali beredar pada 2017.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Presiden pejawat Donald Trump tertinggal dalam perolehan suara Pilpres AS.
Foto: AP/Evan Vucci
Presiden pejawat Donald Trump tertinggal dalam perolehan suara Pilpres AS.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Masih ingat video parodi Donald Trump ketika mengunjungi sebuah kelompok bermain anak-anak? Video itu kembali menjadi viral di tengah masa penghitungan jumlah suara Pilpres AS.

Penggalan video itu menunjukkan "Trump" tengah main bola loncat dan "Mike Pence" (Wapres AS) memberi tahu sang Presiden untuk segera meninggalkan tempat itu. Trump berulang kali berteriak “Saya tidak ingin pergi” saat Pence mencoba menariknya, menghentikan keseruannya meloncat-loncat dengan bola.

Baca Juga

"Berikan bolanya kepada orang lain,” kata Pence yang kemudian membuat Trump menangis terguling-guling di lantai.

Video yang direkam tahun 2017 ini kembali viral dan menjadi bahan candaan warganet. Penggalan video kocak itu seolah menggambarkan bagaimana sikap Trump seandainya kalah dari Pilpres dan harus meninggalkan Gedung Putih.

Penggalan video itu diputar di acara "Good Morning Britain". Piers Morgan yang membawakan acara mengaku tak bisa menahan tawa ketika menonton video tersebut.

"Ini membuat saya tertawa terbahak-bahak. Meskipun ini tidak terlalu mengejutkan jika benar-benar terjadi sekarang. Sungguh, adegan ini sangat lucu,” kata Morgan seperti dikutip dari laman Times Now News pada Sabtu (7/11).

"Trump benci kekalahan. Bagi dia, kalah merupakan mimpi terburuknya dan memang tidak ada seorangpun yang ingin kalah. Tapi, jalanmu telah kalah ketika mencalonkan diri menjadi capres," jelas Morgan.

"Kalah dengan martabat!" timpal Susanna Reid, rekan siaran Morgan.

Video yang beredar di media sosial merupakan parodi yang dibuat Comedy Central pada 2017. Video itu dengan cepat menyebar luas di media sosial dan membuat warganet terpecah.

"Fakta ini membuat saya percaya bahwa presiden Amerika Serikat dapat bertindak seperti ini, tapi tidak ada kata-kata untuk menggambarkannya," kata seorang warganet.

"Trump dipaksa meninggalkan Gedung Putih,” kata warganet lain berkomentar.

Capres penantang dari Partai Demokrat Joe Biden telah melewati batas yang disyaratkan dari 270 suara elektoral untuk menjadi presiden ke-46 Amerika Serikat (AS). Itu artinya, Trump yang didukung Partai Republik harus meninggalkan Gedung Putih.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement