REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura II (Persero) optimistis holding BUMN Pariwisata dan pendukung dapat membantu industri lebih cepat bangkit kembali setelah terhantam keras pandemi Covid-19.
Saat ini, mayoritas perjalanan udara hingga 78,5 persen adalah dalam rangka wisata yang memiliki kolaborasi antarmata rantai pariwisata yakni 3A: Accesibilities (aksesibilitas), amenities (fasilitas), attraction (daya tarik). Adapun induk Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung adalah PT Survai Udara Penas dengan anggota holding PT Angkasa Pura II, PT Angkasa Pura I, Garuda Indonesia (Accessibilities); Lalu Inna Hotels & Resorts dan Sarinah (Amenities); serta Indonesia Tourism Development Corporation dan Taman Wisata Candi (Attractions).
President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, kolaborasi di dalam holding dapat mengakselerasi pertumbuhan BUMN terkait dalam menghadapi Covid-19 dan pada masa pemulihan. “Holding menciptakan koordinasi tunggal dalam pengembangan masterplan dan mengintegrasikan keunggulan masing-masing BUMN dalam ekosistem holding ini, sehingga potensi yang ada dapat dioptimalkan guna memajukan industri pariwisata di Indonesia,” tutur dia.
“Langkah pembentukan Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung ini dapat mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Bagi masyarakat, manfaat yang akan ada adalah semakin banyak ketersediaan produk dan jasa pariwisata yang berkualitas, terjangkau dan terintegrasi,” ujar Muhammad Awaluddin.
Adapun bagi PT Angkasa Pura II sendiri, manfaat holding ini adalah mendorong optimalisasi manajemen portofolio, standar pelayanan dan operasional yang lebih baik, memperluas peluang ekspansi, memaksimalkan pengembangan konektivitas nasional dan global, serta meningkatkan kapasitas SDM.
“Kami meyakini PT Angkasa Pura II akan semakin tumbuh dari aspek tata kelola perusahaan, bisnis, serta kontribusi dalam turut memperkuat industri pariwsata di mana dapat dirasakan masyarakat khususnya terkait dengan perjalanan udara dan pariwisata,” ujar Muhammad Awaluddin.
Lebih lanjut, Muhammad Awaluddin mengungkapkan bahwa holding ini merupakan pionir holding BUMN berbasis ekosistem di Indonesia. Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung ini juga sejalan dengan transformasi tahap kedua PT Angkasa Pura II yakni Second Curve Transformation 2020 – 2024 khususnya terkait dengan Business & Portfolio Transformation.
Airport Business Ecosystem
Pada Second Curve Transformation ini, PT Angkasa Pura II meningkatkan kapasitas untuk dapat menghidupkan ekosistem bisnis.
“Arena PT Angkasa Pura II semakin luas dan tidak hanya terkait operasional bandara. Namun, menjadi keseluruhan Airport Business Ecosystem, contohnya portofolio digital seperti e-payment dan big data, lalu portofolio consumable seperti Food & Beverages, hingga portofolio entertainment seperti event, edutainment, showbiz. Kami juga akan memperkenalkan portofolio di sektor hospitality, healthy, dan learning.”
“Melalui Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung ini kami berharap Second Curve Transformation PT Angkasa Pura II khusunya terkait dengan Business & Portofolio Transformation dapat dilakukan lebih cepat," jelas Muhammad Awaluddin.
PT Angkasa Pura II saat ini mengelola 19 bandara yang nantinya rencana pengembangan jaringan, operasional, layanan, dapat dikolaborasikan dengan bandara lain di bawah PT Angkasa Pura I, lalu dengan rute penerbangan yang dimiliki PT Garuda Indonesia Tbk (Garuda Indonesia dan Citilink) serta layanan lain dari Inna, Sarinah dan program yang dimiliki ITDC dan TWC.