Ahad 08 Nov 2020 03:30 WIB

Empat Perbedaan yang Bikin Covid-19 Lebih Berbahaya dari Flu

Semula, Covid-19 dinilai mirip dengan flu.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Flu (Ilustrasi). Covid-19 dan flu memang memiliki beberapa kesamaan, namun ada perbedaan yang membuat infeksi virus corona tipe baru itu lebih mudah menular.
Foto: guardian.co.uk
Flu (Ilustrasi). Covid-19 dan flu memang memiliki beberapa kesamaan, namun ada perbedaan yang membuat infeksi virus corona tipe baru itu lebih mudah menular.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di awal pandemi, ketika informasi mengenai Covid-19 masih sangat terbatas, sebagian orang menilai Covid-19 mirip dengan flu. Namun, saat ini sudah ada cukup banyak penelitian yang membuktikan bahwa anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.

Di satu sisi, Covid-19 dan flu memang memiliki beberapa kesamaan. Keduanya sama-sama dapat menyebabkan kematian dan beberapa kelompok masyarakat, seperti lansia dan orang dengan penyakit penyerta memiliki risiko yang lebih besar terhadap komplikasi.

Baca Juga

Baik Covid-19 maupun flu juga sama-sama menyebar lewat droplet dari mulut atau hidung penderitanya. Oleh karena itu, penggunaan masker diperlukan untuk menekan penyebaran kedua penyakit tersebut.

Akan tetapi, transmisi dari kedua penyakit ini berbeda. Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 lebih mudah menular dibandingkan flu.

Meski masih banyak yang perlu dipelajari mengenai SARS-CoV-2 dan Covid-19, peneliti telah berhasil mengidentifikasi beberapa perbedaan kunci antara Covid-19 dan flu. Berikut ini adalah empat perbedaan di antaranya, seperti dilansir laman Mirror UK.

Manusia belum punya imunitas terhadap Covid-19

Salah satu faktor yang dinilai membuat Covid-19 dapat menyebar lebih mudah dibandingkan flu adalah masih kurangnya imunitas. Ahli virus airborne Profesor Linsey Marr memperingatkan kurangnya imunitas Covid-19 di dalam populasi dapat memicu terjadinya kejadian super-spreader.

Profesor Marr juga mengatakan, di dalam satu ruangan yang sama, orang-orang akan memiliki kemungkinan lebih mudah untuk tertular Covid-19 dibandingkan flu. Hal ini bukan disebabkan oleh sifat alami virus penyebabnya, tetapi lebih kepada kurangnya imunitas di dalam populasi.

Oleh karena itu, penemuan vaksin Covid-19 yang aman dan efektif memegang kunci penting dalam melawan virus.

Sebagian penderita Covid-19 tak tunjukkan gejala

Berbeda dengan penderita flu, sebagian penderita Covid-19 bisa tak menunjukkan gejala apa pun. Meski tak menunjukkan gejala, penderita Covid-19 juga tetap dapat menularkan penyakit mereka. Kondisi ini pula yang membuat penyebaran Covid-19 lebih luas dan cepat dibandingkan flu.

Penyebaran virus lebih tinggi

Profesor Marr mengatakan penderita flu rata-rata menularkan penyakitnya kepada 1,3 orang lain. Akan tetapi, penderita Covid-19 rata-rata menularkan penyakitnya kepada 2,5 orang lain. Angka tersebut hampir dua kali lipat lebih besar.

Sebagai contoh, tim presiden AS Donald Trump juga dikenal kerap mengabaikan penggunaan masker di masa pandemi. Pada acara Gedung Putih di September lalu, bisa dilihat ada lebih dari 10 orang yang tertular hanya dari satu acara saja.

"Kita memiliki acara super spreader di Gedung Putih dan itu merupakan sebuah situasi di mana orang-orang berkerumun dan tidak menggunakan masker," jelas direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases Dr Anthony Fauci.

Profesor Marr mengatakan, ada beberapa upaya sederhana yang bisa dilakukan untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Upaya tersebut adalah jaga jarak sosial dan penggunaan masker yang benar.

Transmisi Covid-19 berbeda pada anak dan dewasa

Peneliti di King's College London menemukan bahwa anak-anak menunjukkan gejala Covid-19 yang berbeda dibandingkan orang dewasa. Temuan ini mendukung studi-studi lain yang mengindikasikan bahwa transmisi virus SARS-CoV-2 pada anak berbeda dengan orang dewasa.

"Data awal mengindikasikan bahwa anak-anak lebih kurang terpengaruh dibandingkan orang dewasa, dan tingkat serangan klinis di kelompok usia 0 sampai 19 tahun rendah," papar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebaliknya, anak-anak justru lebih rentan tertular flu musiman dan mengalami infeksi flu yang berat. Anak di bawah usia enam bulan memiliki risiko tertinggi terhadap komplikasi berat dari flu karena sistem imun dan tubuh mereka masih rentan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement