REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengatakan bahwa dirinya merasa terhormat karena masyarakat AS telah memilihnya untuk menjadi presiden. Biden mengatakan, kini waktunya bagi Amerika Serikat untuk menyembuhkan perpecahan yang ditinggalkan oleh kampanye pilpres dan bersatu sebagai bangsa.
"Saya merasa terhormat dan bersyukur atas kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat Amerika kepada saya dan Wakil Presiden terpilih (Kamala) Harris. Di tengah tantangan yang belum pernah dihadapi sebelumnya, warga Amerika dalam jumlah yang memecah rekor memberikan suaranya," kata Biden melalui Twitter, pada Sabtu.
"Dengan kampanye yang telah usai, kini waktunya untuk meninggalkan kemarahan dan retorika kasar di belakang kita dan bersatu sebagai sebuah bangsa. Kini waktunya untuk Amerika bersatu. Dan untuk menyembuhkan diri," ujar Biden.
America, I’m honored that you have chosen me to lead our great country.
The work ahead of us will be hard, but I promise you this: I will be a President for all Americans — whether you voted for me or not.
I will keep the faith that you have placed in me. pic.twitter.com/moA9qhmjn8
— Joe Biden (@JoeBiden) November 7, 2020
Biden memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat pada Sabtu, sebagaimana dilaporkan Edison Research dan sejumlah jaringan televisi. Kemenangan itu diraih Biden ketika para pemilih dengan tegas menolak kepemimpinan yang gaduh dari pejawat dari Partai Republik Donald Trump.
Pemilih menyambut janji Biden tentang upaya baru dalam melawan pandemi Covid-19, memperbaiki ekonomi, dan menyembuhkan bangsa yang terpecah. Biden unggul dengan perolehan suara Electoral College 273 dibanding 214.
Posisi itu dicapai Biden-Harris setelah memenangkan 20 suara elektoral Pennsylvania yang menempatkan perolehan suaranya di atas 270, angka yang dibutuhkan untuk mengamankan kursi kepresidenan, menurut Edison Research.
I WON THIS ELECTION, BY A LOT!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) November 7, 2020
Sementara itu, Presiden Donald Trump mengatakan pada Sabtu, pihaknya akan mulai mengajukan kasus sengketa hasil pemilu AS di pengadilan pekan depan, setelah sejumlah media melaporkan kemenangan Biden. Ia menyebut "pemilihan presiden ini sama sekali belum selesai".
"Kita semua tahu mengapa Joe Biden terburu-buru untuk berpura-pura menjadi pemenang, dan mengapa sekutu-sekutu medianya dengan keras berusaha untuk membantunya: mereka tidak mau kebenaran diungkap," kataTrump dalam sebuah pernyataan.
"Faktanya sederhana, pilpres ini sama sekali belum selesai," ujar dia.
Trump telah berulang kali membuat klaim tak berdasar akan adanya kecurangan dalam pemilihan.