Ahad 08 Nov 2020 13:30 WIB

Sekutu Terbesar AS Akui Kemenangan Joe Biden

Pemimpin negara-negara sekutu terbesar AS memberi ucapan selamat kepada Joe Biden

Red: Nur Aini
Calon presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat, Joe Biden
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Calon presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat, Joe Biden

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sejumlah sekutu terbesar dan terdekat Amerika Serikat langsung mengucapkan selamat kepada Joe Biden pada Sabtu (7/11), mengakui kemenangan kandidat dari Partai Demokrat itu dalam pemilihan presiden, meski pejawat Donald Trump belum menyerah.

Jerman, Kanada, dan Prancis, yang memiliki hubungan renggang dengan pemerintahan Trump meski merupakan mitra G7 dan NATO, merupakan di antara negara-negara pertama yang mengakui kemenangan Biden, tak lama setelah jaringan televisi AS mengumumkan kabar tersebut.

Baca Juga

"Saya menantikan kerja sama ke depannya dengan Presiden Biden," tulis Kanselir Jerman Angela Merkel di Twitter. "Persahabatan trans-Atlantik kita tak tergantikan jika kita ingin menguasai tantangan yang luar biasa di zaman kita."

Lebih lanjut, Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz, mengisyaratkan bahwa pemerintahan Biden akan menandai kembali hubungan trans-Atlantik. "Kini ada peluang untuk babak baru dan yang menarik dalam hubungan trans-Atlantik," cicitnya.

Sementara itu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan dirinya berharap dapat mengatasi "tantangan terbesar dunia" dengan pemerintahan baru, termasuk perubahan iklim, sebuah isu yang di dalamnya banyak negara berselisih pendapat dengan Trump.

Kemudian, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang menjalin hubungan jauh lebih mulus dengan Trump, juga menyinggung tema perubahan iklim ketika mengucapkan selamat kepada Biden.

"AS merupakan sekutu terpenting bagi kami dan saya menantikan kerja sama yang erat mengenai prioritas kita, mulai dari isu perubahan iklim sampai isu perdagangan dan keamanan."

Washington pada Rabu (4/11) resmi keluar dari perjanjian Paris tentang pembatasan emisi gas rumah kaca, memenuhi janji Trump untuk menarik negaranya yang penghasil emisi terbesar kedua dunia itu dari pakta tersebut. Namun, Biden telah berjanji akan membawa AS bergabung kembali dengan pakta tersebut jika ia terpilih menjadi presiden.

"Trump dipastikan kalah dalam pemilu. Ini berita baik untuk planet ini, karena sayap kanan global kehilangan aset politik terkuatnya," cicit Wakil Perdana Menteri Spanyol Pablo Iglesias, yang beraliran ekstrem kiri.

Irlandia, yang konon merupakan negara asal moyang Biden, menyebut Biden sebagai Presiden ke-46 AS, meski Trump menuding Biden "bergegas untuk berpura-pura sebagai pemenang." Trump, tanpa bukti, menuduh ada kecurangan dalam pemilihan.

"Irlandia bangga dengan terpilihnya Joe Biden dalam pemilhan, seperti halnya kami bangga pada seluruh generasi perempuan dan pria Irlandia serta leluhur mereka, yang dengan kerja keras dan kecerdasan mereka telah memperkaya keragaman yang memperkuat Amerika," kata Perdana Menteri Micheal Martin melalui pernyataan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement