Ahad 08 Nov 2020 14:43 WIB

Kasus Covid-19 di Garut Meningkat

Sebagian besar kasus didominasi dari pesantren hingga 38 kasus

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengunjungi salah satu pesantren yang menjadi klaster penyebaran Covid-19 di Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Selasa (27/10).
Foto: bayu adji p
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengunjungi salah satu pesantren yang menjadi klaster penyebaran Covid-19 di Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Selasa (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mencatat  Sabtu (7/11) terdapat penambahan 99 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Sebagian besar dari penambahan kasus itu berasal dari salah satu lingkungan pondok pesantren di Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, penambahan 99 kasus terkonfirmasi pada Sabtu berasal dari klaster pesantren, rumas sakit, puskesmas, dan keluarga. Namun, kasus yang paling mendominasi berasal dari klaster pesantren, yaitu 38 kasus."Itu bukan pesantren di Pangatikan, tapi baru lagi di daerah Samarang," kata dia, Sabtu.

Leli mengaku belum mengetahui sumber awal penyebab munculnya klaster penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren yang berada di Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, itu. Namun, setelah dilakukan penelusuran (tracing) di lingkungan pesantren tersebut, terdapat 38 orang yang terkonfirmasi positif.  "Kalau seperti ini sudah susah ya, awalnya dari santri atau pengurusnya dulu. Tapi kita masih terus telusuri kasusnya," katanya.

Menurut dia, menularnya virus corona di lingkungan pesantren dengan cepat diduga umumnya dikarenakan tak berjalannya protokol kesehatan dengan maksimal. Sebab, ketika satu sama lain penghuni telah merasa dekat, mereka akan lupa menerapkan protokol kesehatan. Padahal, penerapan protokol kesehatan merupakan kunci agar tak terpapar Covid-19.

Ihwal munculnya klaster di puskesmas dan rumah sakit swasta yang berada di Garut, Leli menambahkan, pihaknya juga masih melakukan tracing. Untuk sementara, layanan puskesmas yang menjadi klaster penyebaran Covid-19 ditutup sementara. Namun, untuk rumah sakit, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut masih melakukan koordinasi dengan manajemen. Sebab, banyak pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut.

Ia menyebutkan, hingga saat ini terdapat empat puskesmas di Kabupaten Garut yang ditutup sementara lantaran adanya tenaga kesehatan (nakes) yang terkonfirmasi positif Covid-19. Empat puskesmas itu masing-masing berada di Kecamatan Leuwigoong, Tarogong Kidul, Leles, dan Karangpawitan. "Kita tutup sampai penelusuran selesai. Nanti yang sakit kita ambil, yang sehat dapat kembali memberikan layanan," kata dia.

Sementara untuk klaster keluarga, Leli memgatakan, kasus itu banyak tersebar di beberapa wilayah Kabupaten Garut. Munculnya klaster keluarga merupakan hasil tracing dari kontak erat pasien sebelumnya.

Bupati Garut, Rudy Gunawan mengatakan, menginstruksikan seluruh tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut untuk siaga 24 jam. Sebab, penyebaran Covid-19 di Kabupaten Garut mulai terjadi dengan cepat. 

”Saya memberitahukan kepada saudara-saudara anggota Gugus Tugas, para camat, Iurah dan kepala desa se-kabupaten Garut, bahwa pada Sabtu (7/11) telah terjadi outbreak yang diakibatkan banyaknya masyarakat yang terkonfirmasi positif virus Corona 19. Sehingga pada hari ini telah terjadi klaster-klaster baru yaitu klaster pesantren, klaster rumah sakit swasta, puskesmas dan juga klaster keluarga,” kata dia, melalui keterangan resmi.

Karena itu, berdasarkan kajian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, seluruh tim Gugus Tugas harus terus siaga. Sebab, penularan Covid-19 masih akan terus terjadi. 

Ia mengatakan, dari satu orang yang terkonfirmasi positif, setelah dilakukan tracing, biasanya akan menghasilkan lebih dari 15 orang terkonfirmasi Covid-19. Oleh sebab itu, ia menginstruksikan seluruh tim Gugus Tugas untuk segera melaporkan dan melakukan isolasi jika ada pasien yang positif Covid-19.

”Saya memberikan komitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan di tempat isolasi, sehingga ada ketenangan lahir batin bagi mereka yang diisolasi," tegas Rudy.

Berdasarkan data Gugus Tugas Pecepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut hingga Sabtu malam, total kasus terkonfirmasi positif di daerah itu berjumlah 915 kasus. Sebanyak 287 orang masih menjalani isolasi, 611 orang sembuh, dan 17 orang meninggal dunia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement