Ahad 08 Nov 2020 15:59 WIB

Kemenhub Malaysia Konfirmasi 2 Helikopter Tabrakan di Udara

Satu helikopter berhasil melakukan pendaratan darurat

Red: Nur Aini
Helikopter mengudara. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Helikopter mengudara. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kementerian Perhubungan Malaysia membenarkan bahwa dua buah helikopter, yang sedang melakukan latihan penerbangan, bertabrakan hingga mengakibatkan dua orang meninggal dunia.

"Kecelakaan helikopter di Taman Melawati, Kuala Lumpur telah dilaporkan pada jam 11.50 pagi, Ahad, 8 November 2020 di Bukit Melawati, Kuala Lumpur yang melibatkan dua helikopter (9M-HCA & 9MHCB) jenis G2CA," kata Menteri Perhubungan MalaysiaWee Ka Siong di Kuala Lumpur, Ahad (8/11).

Baca Juga

Kedua helikopter itu sedang melakukan latihan penerbangan setelah lepas landas dari Lapangan Terbang Sultan Abdul Aziz Shah (LTSAAS), Subang, bersama empat orang kru.

"Kedua helikopter ini dilaporkan bertabrakan sesama mereka sendiri di udara di mana satu helikopter telah terhempas dan satu lagi berhasil membuat pendaratan darurat di kawasan lapang berdekatan SJKT Taman Melawati," katanya.

Kuala Lumpur Aeronautical Rescue Coordination Centre (KL ARCC) telah diaktifkan untuk membantu operasi penyelamatan.

"Informasi terbaru yang diterima menyatakan bahwa dua orang meninggal dunia dan dua lagi korban sedang menerima perawatan pengobatan," kata Wee.

Pascakecelakaan udara tersebut, ujar dia, penyelidikan teknikal berdasarkan Annex 13 – Aircraft Accident and Incident Investigation, International Civil Aviation Organisation (ICAO Annex 13) telah dilakukan oleh pasukan Biro Penyelidik Kecelakaan Udara (BSKU), Kementerian Perhubungan, mulai 8 November 2020.

Berdasarkan ICAO Annex 13, laporan awal penyelidikan perlu disediakan dalam waktu 30 hari dari tanggal kejadian kecelakaan udara tersebut.

"Tujuan utama penyelidikan dilaksanakan adalah untuk menentukan keadaan dan penyebab kecelakaan dengan tujuan untuk menyelamatkan nyawa dan juga mengelakkan terjadi kecelakaan yang sama pada masa mendatang," katanya.

"Tim akan mengeluarkan satu laporan penuh terkait hasil penyelidikan termasuk rekomendasi bagi keselamatan penerbangan umum setelah keseluruhan penyelidikan selesai," ia menambahkan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement