REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat BUMN Toto Pranoto mengatakan merosotnya kinerja BUMN sektor konstruksi tak lepas dari imbas pandemi Covid-19. Toto menyebut, dampak pandemi tidak hanya terjadi pada induk dari perusahaan pelat merah konstruksi, melainkan juga terhadap anak usaha.
"Grup konstruksi BUMN tentu terpengaruh juga dampak Covid-19. Bukan hanya kinerja induk yang menurun, tapi juga merembet ke anak usaha yang memiliki bisnis terkait induk usaha," ujar Toto saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Ahad (8/11).
Toto menilai, apabila situasi pandemi dapat dikelola lebih baik dengan adanya rencana vaksin, maka harapan bergeraknya sektor konstruksi juga pasti meningkat karena ketersediaan bahan baku dan mobilisasi pekerja bisa lebih baik.
Toto mendorong BUMN-BUMN karya tersebut dapat memanfaatkan untuk penyelesaian beberapa kontrak pembangunan infrastruktur yang sudah ada, sekaligus menyiapkan proyeksi pada 2021.
"Spesifikasi proyek tentu harus disesuaikan supaya tidak menggerus modal kerja dan kontribusi beberapa proyek internasional juga bisa ditingkatkan, misal Wijaya Karya punya proyek pembangunan gedung dan infrastruktur di Afrika," ucap Toto.
Toto menilai kunci sukses BUMN Karya pada semester II atau bahkan sampai tahun depan tergantung pada kemampuan korporasi dari sisi efisiensi biaya dengan optimalisasi supply chain atau sistem produksi, kemampuan percepatan eksekusi proyek di era transisi pandemi ini, serta optimalisasi return dari seluruh anak perusahaan dan proyek internasional.