REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai, kemenangan Joe Biden pada pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tidak akan memengaruhi hubungan kerja sama antara AS dengan Indonesia. Hariyadi menyebut, Pemerintah AS tetap akan memandang Indonesia sebagai mitra strategis, terutama setelah adanya perang dagang dan manuver China di Laut China Selatan.
"Kalau kita (Indonesia) sih bagus-bagus saja, mau Trump atau Biden yang menang dari perspektif bilateral kita itu tidak ada (pengaruh), kita lebih banyak mengambil manfaat," ujar Hariyadi saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Ahad (8/11).
Meski tidak terlalu berpengaruh, Hariyadi menilai, Indonesia tetap harus memanfaatkan momentum pergantian pemerintahan di AS. Hariyadi menyatakan, Indonesia harus berupaya mendorong terjadinya relokasi pabrik-pabrik di China ke Indonesia mengingat banyak dari pabrik tersebut yang merupakan rekanan perusahaan AS.
Dari perspektif global, Hariyadi mengatakan, kemenangan Biden akan menurunkan tensi politik dunia. Hal ini mengingat karakter Biden berbeda dengan Trump yang dikenal kerap melontarkan pernyataan dan kebijakan kontroversi sehingga membuat suasana tidak kondusif. Hariyadi mengapresiasi sikap Biden yang berkomitmen untuk bekerja sama dalam mengatasi persoalan pandemi covid-19.
"Itu kan positif tidak hanya untuk kesehatan tapi juga ekonomi dunia, langkahnya bisa bareng, dari sisi tensi politik akan turun, penanganan pandemi lebih baik, isu lingkungan hidup dan HAM akan terjadi kesetaraan," ucap Hariyadi.
Namun, Hariyadi menyatakan, Biden akan mengahadapi persoalan yang dihadapi Trump sebelumnya yakni kesenjangan atau defisit perdagangan yang semakin lebar.
"Siapapun presidennya, akan dihadapkan pada kondisi harus tegas dengan China karena kesenjangan defisit mereka terlalu jauh," kata Hariyadi menambahkan.