REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Fitri Sari Sukmawati mengatakan, telah menyiapkan skenario pembelajaran tatap muka secara terbatas. Saat ini, proses pembelajaran di sekolah tersebut masih dilakukan secara daring.
Pihaknya juga akan melakukan simulasi penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dalam waktu dekat. Melalui simulasi ini, sudah ada kesiapan protokol kesehatan jika nantinya sekolah tatap muka terbatas dapat dilakukan.
"Senin (9/11) kita akan melakukan demo tatap muka penerapan protokol kesehatan sejak awal masuk (dari gerbang sekolah). Kita videokan dan ini bentuk sosialisasi kita kepada siswa. Sudah ada skenarionya dan jadwal pelajaran sudah kita siapkan," ucap dia.
Fitri menjelaskan, jika kondisi sudah memungkinkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka, maka sistem yang diterapkan yaitu blended learning. Artinya, akan dikombinasikan sistem pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring.
"Kalau nanti dari dapat izin dari Muhammadiyah Covid-19 Command Center, Majelis Dikdasmen dan (izin) berlapis lagi dari dinas (pendidikan) dan orang tua, maka kemungkinan sedikit demi sedikit akan pulih interaksi anak (dengan sekolah tatap muka terbatas)," kata Fitri.
Fitri menyebut, sudah banyak orang tua siswa yang menanyakan terkait kepastian untuk memulai sekolah tatap muka. Namun, hal ini harus dipertimbangkan dengan baik agar tidak terjadi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.
Diperlukan izin dari berbagai pihak untuk memulai sekolah tatap muka dengan terbatas. "Tantangan itu dari segi kesehatan, karena anak-anak SMA itu imunnya sedang bagus-bagusnya. Khawatirnya yang terpapar gurunya kalau ada tatap muka separuh (blended learning) kita berlakukan," ujar Fitri.