REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan yang juga aktivis pelestarian sejarah dan budaya, Asep Kambali, mengatakan pahlawan bukan hanya orang yang memegang senjata dan melawan penjajah secara fisik. Namun, pahlawan juga yang berjuang dengan cara lain untuk bangsa dan negara.
"Pahlawan tidak semua mesti yang pegang senjata, apalagi zaman sekarang bisa dengan otak, dan bukan hanya otot," katanya dalam webinar Hari Pahlawan 2020 yang digelar Kementerian Sosial secara daring di Jakarta, Senin (9/11).
Asep yang juga pendiri Komunitas Historia Indonesia itu mengatakan, pada masa perjuangan, pahlawan juga bukan hanya yang berperang langsung dengan Belanda. Namun, ada juga yang berjuang dengan caranya masing-masing seperti RA Kartini, pahlawan nasional yang menulis surat sehingga kaum perempuan bisa memperoleh kesamaan hak dengan laki-laki untuk mendampatkan pendidikan.
Ada pula pahlawan yang berjuang lewat menulis lagu seperti WR Supratman, pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya dan beberapa lagu nasional lainnya. Selain itu, kata dia, juga ada pahlawan yang berjuang lewat orasinya seperti Bung Tomo dan lainnya.
"Ke depan ada pahlawan olahraga, atlet-atlet yang berprestasi yang sudah mengharumkan nama bangsa," katanya.
Ia mengatakan semua orang bisa menjadi pahlawan dalam bidangnya masing-masing. Menurut Asep Kambali, hal terpenting adalah untuk terus meneladani nilai-nilai dan semangat kepahlawanan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Peringatan Hari Pahlawan 2020 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena diilaksanakan secara virtual akibat pandemi COVID-19. Sementara Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional akan digelar di Istana Negara pada 10 November 2020 pukul 10.00 WIB dengan Inspektur Upacara Presiden RI.