Senin 09 Nov 2020 16:34 WIB

Menteri Denmark: Pemusnahan Cerpelai Dilakukan Berat Hati

Populasi cerpelai melebihi jumlah populasi manusia di Denmark

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Seekor cerpelai dikuliti untuk diambil bulunya di peternakan di Varde, Denmark.
Foto: John Randeris/Ritzau Scanpix via AP
Seekor cerpelai dikuliti untuk diambil bulunya di peternakan di Varde, Denmark.

REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN - Denmark berencana membunuh 17 juta cerpelai peternakan. Hal itu dilakukan karena ditemukannya mutasi virus corona pada hewan tersebut dan menyebar ke manusia. Ada antara 15 dan 17 juta cerpelai di Denmark, sedangkan populasi manusia mencapai sekitar 5,5 juta.

Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan keputusan untuk memusnahkan cerpelai telah dibuat dengan "berat hati". Namun hal itu dinilai diperlukan berdasarkan rekomendasi dari otoritas kesehatan.

Baca Juga

Varian baru dari virus yang berasal dari cerpelai ini juga ditemukan telah menyebar ke manusia, dengan 214 infeksi yang dikonfirmasi pada Jumat. Pemerintah Denmark juga mengumumkan pembatasan untuk tujuh kotamadya di mana rantai baru terdeteksi.

"Virus telah bermutasi di cerpelai. Virus yang bermutasi telah menyebar ke manusia," kata Frederiksen dikutip laman CNN, Ahad.

Otoritas Denmark yang menangani penyakit menular, Statens Serum Institut, telah menemukan lima kasus virus di peternakan cerpelai dan 12 contoh pada manusia yang menunjukkan penurunan sensitivitas terhadap antibodi. Membiarkan virus menyebar berpotensi membatasi keefektifan vaksin di masa depan.

Kondisi ini membuat semua populasi cerpelai Denmark harus segera dimusnahkan untuk menghentikan penyebaran bentuk virus baru yang bermutasi. Direktur Staten Serum Institute Kare Molbak memperingatkan tentang bahaya mutasi virus corona di peternakan cerpelai di Denmark. "Skenario terburuk adalah pandemi baru, dimulai lagi dari Denmark," ujarnya.

Menurut seorang ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia pada Juni lalu, mutasi virus corona diperkirakan tidak akan mengubah kemanjuran vaksin. Berbicara pada rapat pada Jumat, pakar WHO lainnya, Maria Van Kekhove, memperingatkan bahwa "mutasi adalah normal".

Denmark adalah penghasil bulu cerpelai terbesar di dunia. Cerpelai dan Covid-19 juga bisa saja menjadi masalah di negara lain. Reuters melaporkan 90 ribu cerpelai dimusnahkan di Spanyol selama musim panas setelah adanya wabah di sebuah peternakan. Hal itu dilakukan setelah beberapa pekerja manusia di peternakan itu terinfeksi.

Pada Juni, Reuters juga melaporkan 10 ribu induk cerpelai dan sekitar 50 ribu anak cerpelai dibunuh dengan gas di sebuah peternakan di kota De Mortel, Belanda selatan, sebagai bagian dari upaya negara yang lebih luas untuk memusnahkan sekitar 3.500 ekor.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement