Senin 09 Nov 2020 17:26 WIB

Pemprov Sumsel Siaga Hadapi Potensi Bencana Alam

BPBD Sumsel catat ada 149 bencana sejak awal tahun 2020 hingga sekarang.

Sejumlah pengendara mendorong kendaraannya saat melintasi jalan yang terendam banjir di kawasan Sekip Bendung, Palembang, Sumatera Selatan.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Sejumlah pengendara mendorong kendaraannya saat melintasi jalan yang terendam banjir di kawasan Sekip Bendung, Palembang, Sumatera Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam selama musim penghujan. Antara lain dengan menyiagakan personel dan armada penanggulangan bencana di 17 wilayah kabupaten dan kota.

Dalam apel siaga bencana, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengemukakan pentingnya kecepatan dalam upaya penanggulangan bencana dan penyaluran bantuan bagi korban bencana.

"Jangan lagi ada alasan teknis belum ada laporan ataupun masalah teknis lainnya dijadikan alasan mengulur-ulur bantuan, apalagi saling menyalahkan instansi, karena kekompakan dalam mengatasi bencana itu penting," kata Herman, Senin (9/11).

Ia mengatakan, wilayah Sumatera Selatan meliputi dataran tinggi di bagian barat dan dataran rendah di bagian timur dan bencana alam berpotensi terjadi pada keduanya.

"Penting juga untuk memperhatikan kondisi alam yang sudah banyak terdegradasi akibat kerusakan hutan, pertambangan, dan kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan," kata dia.

Deru meminta pemerintah kabupaten dan kota siaga menghadapi potensi bencana alam dan menjalankan upaya-upaya mitigasi, termasuk memperbanyak penyuluhan mengenai pencegahan bencana kemasyarakat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mencatat 149 kejadian bencana di Sumatera Selatan sejak awal tahun 2020 sampai sekarang. Bencana seperti kebakaran rumah, banjir, terjangan puting beliung, dan tanah longsor berdampak pada 19.507 warga selama kurun itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement