REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam selama musim penghujan. Antara lain dengan menyiagakan personel dan armada penanggulangan bencana di 17 wilayah kabupaten dan kota.
Dalam apel siaga bencana, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengemukakan pentingnya kecepatan dalam upaya penanggulangan bencana dan penyaluran bantuan bagi korban bencana.
"Jangan lagi ada alasan teknis belum ada laporan ataupun masalah teknis lainnya dijadikan alasan mengulur-ulur bantuan, apalagi saling menyalahkan instansi, karena kekompakan dalam mengatasi bencana itu penting," kata Herman, Senin (9/11).
Ia mengatakan, wilayah Sumatera Selatan meliputi dataran tinggi di bagian barat dan dataran rendah di bagian timur dan bencana alam berpotensi terjadi pada keduanya.
"Penting juga untuk memperhatikan kondisi alam yang sudah banyak terdegradasi akibat kerusakan hutan, pertambangan, dan kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan," kata dia.
Deru meminta pemerintah kabupaten dan kota siaga menghadapi potensi bencana alam dan menjalankan upaya-upaya mitigasi, termasuk memperbanyak penyuluhan mengenai pencegahan bencana kemasyarakat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mencatat 149 kejadian bencana di Sumatera Selatan sejak awal tahun 2020 sampai sekarang. Bencana seperti kebakaran rumah, banjir, terjangan puting beliung, dan tanah longsor berdampak pada 19.507 warga selama kurun itu.