REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Pemimpin Muslim Pomak di Yunani mengecam penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW di Prancis. Dalam percakapan telepon dengan Atase Kebudayaan Iran di Yunani, dilansir di ABNA, Senin (9/11), Sheikh Ahmed Imam juga mengutuk dukungan Presiden Prancis Emmanuel Macron atas tindakan penodaan tersebut.
Dia mengatakan, penerbitan ulang kartun yang menghina Nabi Muhammad (SAW) oleh majalah Prancis atas nama kebebasan berbicara tidak dapat diterima. Sheikh Ahmed Imam lantas menekankan kebebasan berbicara tidak ada hubungannya dengan penghinaan terhadap kesucian suatu agama.
Dia lebih jauh menyerukan kampanye global mengutuk penghinaan terhadap Nabi (SAW). Pomak adalah Muslim berbahasa Bulgaria yang mendiami Bulgaria, Yunani timur laut, dan Turki barat laut.
Sebelumnya, majalah satir Prancis Charlie Hebdo mencetak ulang karikatur Nabi Muhammad (SAW) bulan lalu. Kartun tersebut awalnya diterbitkan oleh surat kabar Denmark Jyllands-Posten pada 2005, dan kemudian diterbitkan ulang oleh Charlie Hebdo pada 2006.
Tindakan Charlie Hebdo menuai kritik keras dari negara-negara Muslim yang menyebutnya sebagai tindakan Islamofobia, meskipun Presiden Prancis Emmanuel Macron menolak untuk mengutuk tindakan tersebut. Macron mengutip itu sebagai kebebasan berekspresi dan mengklaim bahwa tidak tepat bagi seorang pemimpin politik untuk terlibat dalam masalah editorial.