Senin 09 Nov 2020 18:17 WIB

Emil Minta Ustaz di Pesantren Jadi Prioritas Tes Usap

Mayoritas kasus penyebaran Covid-19 di pesantren dari yang sering keluar masuk pondok

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengunjungi salah satu pesantren yang menjadi klaster penyebaran Covid-19 di Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengunjungi salah satu pesantren yang menjadi klaster penyebaran Covid-19 di Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil menilai klaster penyebaran Covid-19 di Pesantren sama seperti yang lain. Karena, Covid-19 ini tidak memilih-milih.

"Dia (Covid-19) akan menulari di mana-mana, mau di kampus, mau di sekolah, mau di pesantren selama protokol kesehatan tidak dilaksanakan maka potensi ada," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan di Gedung Sate, Senin (9/11).

Baca Juga

Menurut Emil, yang pertama dan selalu harus dilakukan di pesantren adalah ingatkan proses belajar mengajar di pesantren mengedepankan 3 M. "Yang kedua guru-guru para ustaznya memang sudah kita arahkan diprioritastaskan segera untuk melakukan tes ya. Karena dari pengalaman beberapa pesantren, ternyata banyak yang datang dari penggajar yang memang sering keluar masuk," paparnya.

Sementara kalau santrinya, kata dia, relatif mereka bermukim sehingga tidak banyak pergerakan. Mayoritas kasus penyebaran Covid-19 di pesantren, datang dari mereka-mereka yang keluar masuk ke Komplek Pesantren.

"Salah satunya adalah gurunya atau dari supplier atau mereka mereka pihak ketiga yang melakukan kegiatan di pesantren. Itu akan diteruskan untuk dijadikan prioritas dalam pengetesan," katanya.

Emil mengatakan, hari ini ia dilaporkan terkait dinamika klaster penyebaran Covid-19, adanya di pesantren dan di rumah-rumah. Serta, ia menerima berita kurang baik zona merah di Jawa Barat bertambah dari satu menjadi tiga. Yakni,  kota dan kabupaten Bekasi serta Kabupaten Karawang.

"Mudah mudahan itu membaik. dan juga kita melihat kelihatannya kasus yang sembuh kita ini melebihi apa yang dilaporkan, Karena ada mayoritas yang sudah lewat 14 Hari diisolasi mandiri, belum melaporkan perkembangannya," paparnya.

Jadi, kata dia, minggu depan akan ada perubahan data yang luar biasa yang menunjukkan kasus aktif Jawa Barat. "Mungkin tidak seperti yang ada di laporan sekarang," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement