Senin 09 Nov 2020 19:04 WIB

Ketika Nissan Layani 'Konsumen Belanja dari Rumah'

Saat ini, memang ada permintaan besar dari belanja daring.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Hiru Muhammad
Kendaraan listrik Nissan (EV) Leaf tampak hadir di booth Nissan pada Beijing International Automotyive Exhibition di Beijing 27 September.
Foto: reuters
Kendaraan listrik Nissan (EV) Leaf tampak hadir di booth Nissan pada Beijing International Automotyive Exhibition di Beijing 27 September.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING-—Nissan berencana  beradaptasi dalam penjualan mobil di era pandemi Covid-19 dengan melakukan kursus digital. Hal itu ditegaskan Kepala operasi Nissan, Ashwani Gupta dalam sebuah diskusi. Menurutnya, Nissan akan berlomba menciptakan perjalanan digital yang lengkap dan menyeluruh. Keengganan konsumen untuk mengunjungi ritel dan ruang pamer, membuat pihaknya berinovasi dengan mengeluarkan rencana pembelian tanpa harus ke dealer. Perubahan tersebut juga didorong oleh pergeseran perilaku konsumen.

"Perilaku pembelian baru ini, yang muncul selama era Covid, akan bertahan dan menjadi permanen. Pandemi mengubah cara kita bekerja, cara kita berkomunikasi. Hal yang sama juga berlaku untuk membeli mobil. ”katanya Senin (9/11).

Penjualan, Nissan di Cina, Eropa dan Amerika Utara jika digabungkan menyumbang 11 persen penjualan pada paruh pertama ini. Lebih jauh, produsen mobil terbesar kedua di Jepang itu juga telah memperingatkan rekor kerugian 470 miliar yen ($ 4,5 miliar ) fiskal di periode yang berakhir Maret 2021 ini.

Seorang Jubir di Nissan Yokohama menegaskan, saat ini memang ada permintaan besar dari belanja daring. Namun demikian, pihaknya menyebut ada hal yang tidak bisa diubah dengan covid-19. Atas dasar itu, pihak perusahaan, kata jubir yang enggan diungkapkan namanya itu, akan menangani kemitraannya dengan diler. “Pengalaman 'Belanja dari Rumah' Nissan membuat pelanggan memiliki kendali di setiap langkah perjalanan,"katanya.

Di China, konsumen terbuka untuk membeli mobil secara daring. Terlebih, dalam sembilan bulan pertama tahun ini, 17 persen dari sekitar 758 ribu mobil Nissan baru yang dijual di sana dibeli secara daring, kata sumber tersebut.

Menurut Nissan, mereka adalah apa yang didefinisikan  perusahaan sebagai pembeli yang diakuisisi secara digital, yang mengunjungi situs e-niaga utama perusahaan. Seperti  Chebaba di China dan NissanUSA.com. Meninggalkan informasi kontak mereka, hingga kemudian menyelesaikan pembelian baik seluruhnya atau sebagian secara daring.

Musim panas ini Nissan membuka situs web khusus untuk kendaraan sport listrik Ariya baru, yang akan diluncurkan secara global tahun depan. Dalam empat hari pertama, 1,2 juta orang terdata mengunjunginya.

Di Eropa, warna yang paling disukai adalah dua warna hitam dan tembaga Akatsuki. Menurut sumber tersebut, 56 persen pengunjung Eropa lebih menyukai versi penggerak empat roda dan 18 persen lainnya penggerak dua roda. Data itu memungkinkan Nissan untuk lebih tepat dalam memesan suku cadang dan sistem untuk berbagai wilayah agar sesuai dengan permintaan.

Chee-Kiang Lim, direktur pelaksana konsultan Urban Science yang berbasis di Detroit, mengatakan bahwa pembuat mobil lama masih tertinggal dari perusahaan kendaraan listrik murni dalam hal penjualan daring. Utamanya, dibanding Tesla, NIO, XPeng dan WM sebagai pemain digital terkemuka.

Namun diantara pembuat mobil tradisional, pemain pasar massal seperti Nissan, Toyota dan Volkswagen adalah yang paling maju di China, dengan inisiatif nyata untuk mendorong penjualan online. “Volkswagen misalnya telah melatih dealer mereka untuk melakukan live-streaming dan mereka bahkan melakukan live-streaming test drive. Staf penjualan akan mengemudikan mobil dan melakukan live streaming langsung kepada Anda,” katanya.

 

 

 

sumber : reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement