Senin 09 Nov 2020 21:45 WIB

Unair Segera Uji Vaksin Merah Putih ke Hewan

Proses produksi vaksin Merah Putih masih panjang.

Red: Ani Nursalikah
Unair Segera Uji Vaksin Merah Putih ke Hewan. Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2021.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Unair Segera Uji Vaksin Merah Putih ke Hewan. Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Universitas Airlangga (Unair) Surabaya segera melakukan uji hewan atau Animal Trial terhadap vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan, yakni Vaksin Merah Putih di PT Biotis Pharmacipical Indonesia.

Rektor Unair Prof Mohammad Nasih mengatakan Vaksin Merah Putih Unair telah selesai melakukan uji tahap 1,2, dan 3, yakni tahap menghasilkan rekombinan viral vector adenovirus dan adeno associate virus. Selanjutnya akan dilakukan uji coba terhadap hewan.

Baca Juga

"Ini memerlukan teknologi lebih maju lagi sehingga dijalin kerja sama dengan PT Biotis. Di sana akan dilakukan animal trial, mulai tikus sampai kera. Kami tidak punya fasilitas sampai ke sana," ujarnya, Senin (9/11).

Ia mengaku sejauh ini sudah melakukan pengembangan dan penelitian vaksin Covid-19 secara masif. Setelah uji coba terhadap hewan berhasil, maka akan dilanjutkan uji coba pada manusia. Namun, langkah tersebut masih memerlukan waktu dan beberapa tahap lanjutan.

“Proses masih panjang, tapi kami para akademisi Unair terus bergerak untuk berkontribusi pada bangsa dan negara. Soal nanti penelitiannya dipakai atau tidak, nanti akan diserahkan ke pihak-pihak yang relevan,” ucapnya.

Selain dengan Biotis, Unair juga bekerja sama dengan Kimia Farma untuk penyediaan bahan senyawa obat Covid-19 yang selama ini dikembangkannya dan terkait pengembangan reagen tes PCR. "Jadi tes PCR selama ini ada tiga tahapan, yakni pengambilan swab, lalu mencampur proses persiapan, baru masuk ke mesin PCR. Nantinya tahapan persiapan akan dipotong sehingga dampaknya PCR akan lebih cepat, dan pastinya lebih murah,” katanya.

Salah seorang peneliti dari konsorsium pengembangan Vaksin Merah Putih, Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih, menjelaskan saat ini telah sampai pada tahap validasi. "Vaksin telah menghasilkan rekombinan dan memasukkan spike, baik world type, strain Wuhan maupun strain spike mutan yang ditemukan di Surabaya. Tahap validasi ini adalah tahapan uji tantang yang akan selesai pada akhir November ini dan uji pre-klinis hewan di Biotis akan dilakukan pada Desember 2020 hingga Oktober 2021," katanya.

Uji tahap 4 atau Uji Pre-klinis di Biotis ini ditujukan pada ke tiga jenis pengembangan oleh Unair, yakni yang berbasis Adenovirus Adeno-Associated Virus atau AAV dan Peptide. Direktur Utama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia, FX Sudirman mengatakan saat ini semua institusi di dunia tengah bahu-membahu memproduksi vaksin yang baik dan aman dalam upaya memerangi Covid-19.

Terkait penelitian vaksin yang dikerjasamakan dengan Unair, direncanakan akan dimulai pada Desember 2020, yang tahapannya adalah uji coba terhadap hewan. "Ini memang masih awal tapi kebutuhan mendesak. Maka yang harus dilakukan beberapa tahun ini adalah memanfaatkan semua dalam waktu singkat," ujarnya.

Untuk investasi pengembangan vaksin dari Unair tersebut, perseroan menyiapkan investasi ratusan juta dolar AS. Namun begitu, ia akan memanfaatkan fasilitas produksi yang dimiliki untuk disesuaikan dengan penyediaan vaksin Covid-19.

"Kebetulan kami punya fasilitas yang tidak didesain untuk Covid-19, tapi akan kami ubah sedikit bisa menyesuaikan untuk memproduksi vaksin," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement