Senin 09 Nov 2020 23:23 WIB

Cara Irlandia Atasi Obesitas Pada Anak

Irlandia menjadi negara Eropa yang tertinggal menangani obesitas pada anak.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Irlandia menjadi negara Eropa yang tertinggal menangani obesitas pada anak (Foto: ilustrasi)
Foto: newsmild.com
Irlandia menjadi negara Eropa yang tertinggal menangani obesitas pada anak (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Obesitas atau kelebihan berat badan pada anak bisa dipicu beberapa faktor, salah satunya berlebihan mengonsumsi lemak jenuh dari asupan yang digoreng. Oleh karenanya, muncul gagasan untuk memberlakukan larangan “zona menggoreng”, khususnya di titik-titik sekolah di Irlandia.

Dilansir laman independent.ie, Senin (9/11), Irlandia tampaknya tertinggal di belakang negara-negara Eropa lainnya dalam perang melawan obesitas. Sebuah laporan baru menunjukkan Irlandia menjadi negara dengan salah satu tingkat obesitas anak yang meningkat tercepat di dunia. Studi tersebut dilakukan antara Januari 2018 hingga Juni 2020 dengan panel ahli dari akademisi, Food Safety Authority of Ireland, Safefood, HSE dan berbagai badan amal.

Baca Juga

Sekitar 300.000 anak Irlandia sekarang dianggap obesitas secara klinis dan angka itu diperkirakan akan meningkat 10.000 per tahun kecuali ada tindakan tegas yang segera diambil. Satu dari lima anak Irlandia sekarang dianggap mengalami obesitas, dengan lonjakan masalah kesehatan terkait berat badan pada tingkat yang mendekati epidemi.

Studi oleh Dr Janas Harrington dari University College Cork (UCC) mengusulkan langkah-langkah baru untuk melindungi kesehatan generasi mendatang. Studi UCC menemukan Irlandia tertinggal di belakang implementasi kebijakan internasional terbaik.

Studi pun merekomendasikan beberapa perubahan kebijakan utama termasuk 'Zona larangan menggoreng' dalam jarak 400 meter dari sekolah dasar dan menengah. Kemudian, standar gizi untuk sekolah, termasuk yang dijual di toko makanan.

Irlandia juga melakukan pembentukan komite untuk memantau dan mengevaluasi program dukungan pendapatan terkait makanan untuk kelompok populasi rentan. Bahkan, menerapkan pajak atas makanan tidak sehat untuk mensubsidi pilihan sehat bagi kelompok yang kurang beruntung di masyarakat.

Harrington mengatakan, Irlandia harus merombak seluruh lingkungan pangan, mulai dari produksi pangan, pemrosesan dan pemasaran hingga distribusi. Studi tersebut juga menyoroti masalah seputar pemasaran makanan, khususnya promosi makanan tidak sehat kepada anak-anak melalui pengemasan.

“Pemerintah perlu mengambil kesempatan untuk meningkatkan pola makan penduduk Irlandia, mencegah obesitas dan penyakit tidak menular terkait pola makan dengan berinvestasi dalam jenis kebijakan dan program yang telah menunjukkan keberhasilan di sejumlah negara,” jelas Harrington.

Ada banyak manfaat yang bisa didapat jika menerapkan gagasan peneliti, terutama untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara umum. Manfaat yang akan dirasakan dapat membantu mengendalikan kenaikan biaya perawatan kesehatan yang terkait dengan obesitas dan penyakit tidak menular terkait diet dalamjangka panjang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement