REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Vaksin yang dikembangkan perusahaan Jerman BioNTech dan perusahaan Amerika Serikat (AS) Pfizer terbukti efektif 90 persen mencegah Covid-19. Hal ini diumumkan usai vaksin tersebut selesai melalui pengujian tahap tiga.
Pernyataan dua perusahaan Senin (9/11) pengumuman pertama hasil uji coba vaksin virus corona skala besar. Dalam laporan tersebut BioNTech dan Pfizer mengatakan tidak ada masalah keamanan serius terkait vaksin tersebut.
Deutsche Welle melaporkan para peneliti yakin dampak imunitas tidak berlangsung sebenar. Jika terbukti benar, maka vaksin Pfizer BioNTech akan menjadi terobosan besar dalam upaya mengatasi pandemi virus korona.
"Kami harus optimistis dampak imunitas dapat bertahan setidaknya selama satu tahun," kata CEO BioNTech Ugur Sahin pada kantor berita Reuters.
BioNTech dan Pfizer menambahkan analisa ujicoba eksperimental menunjukkan vaksin dapat dengan efektif mencegah peserta uji coba terinfeksi. Sekitar 43 ribu sukarela terlibat dalam ujicoba yang digelar sejak akhir bulan Juli.
"Hasil pertama dari Tahapan Ketiga uji coba vaksin Covid-19 ini memberikan bukti kemampuan vaksin kami mencegah Covid-19," kata ketua dewan dan CEO Pfizer Albert Bourla dalam pernyataan bersama.
Dua perusahaan tersebut mengatakan dalam beberapa pekan ke depan mereka akan mengajukan izin ke Badan Obat-obatan dan Makanan AS (FDA). Pfizer dan BioNTech sudah menandatangani kontrak senilai 1,95 miliar dolar untuk mengirimkan vaksin tersebut ke AS.
Mereka juga telah melakukan kesepakatan dengan Uni Eropa, Inggris, Kanada dan Jepang. Demi menghemat waktu produksi vaksin sudah dimulai. Pada tahun 2020 diperkirakan vaksin dapat diproduksi hingga 50 juta dosis, cukup untuk 25 juta orang karena setiap orang harus menerima dua dosis.
Pfizer memperkirakan pada tahun 2021 mereka dapat memproduksi 1,3 miliar dosis vaksin. Keefektifan sebesar 90 persen melewati syarat keefektifan yang ditetapkan FDA sebesar 50 persen.