REPUBLIKA.CO.ID, PALESTINA -- Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan bahwa mereka perlu mengumpulkan Rp 900 miliar lebih pada akhir bulan untuk membayar pegawai mereka. Jika uang tidak terkumpul, ribuan karyawan tidak akan mendapat gaji penuhnya hingga akhir tahun.
Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina yang dikenal sebagai UNRWA ini mengatakan telah memberi tahu seluruh tenaga kerjanya yang berjumlah 28.000 bahwa mereka terpaksa akan menangguhkan gaji mereka selama sisa tahun ini. Badan tersebut mengatakan sebagian besar pekerja yang terkena dampak adalah pengungsi itu sendiri, yang berbasis di negara-negara di Timur Tengah.
“Jika dana tambahan tidak dijanjikan dalam beberapa pekan ke depan, UNRWA akan terpaksa menangguhkan sebagian gaji kepada semua staf. Saya sangat sedih mengetahui bahwa gaji yang diperoleh dari pekerja sosial, sanitasi, dan perawatan kesehatan kami yang tak kenal takut, tangguh di garis depan dan guru kami yang bekerja untuk memastikan pendidikan siswa terus berlanjut selama krisis kesehatan darurat ini dalam bahaya," kata komisaris jenderal badan tersebut, Philippe Lazzarini dilansir dari Arabnews, Senin (9/11).
Badan tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pendanaannya telah habis pada Senin (9/11) dan dampaknya akan besar. Juru bicara UNRWA Tamara Alrifai mengatakan dampak pastinya belum diketahui karena badan tersebut masih menggalang dana.
UNRWA didirikan untuk membantu 700.000 warga Palestina yang melarikan diri atau dipaksa meninggalkan rumah mereka selama perang di sekitar pendirian Israel pada tahun 1948. UNRWA menyediakan pendidikan, perawatan kesehatan, makanan dan bantuan lainnya untuk sekitar 5,5 juta pengungsi dan keturunan mereka di Tepi Barat dan Gaza Strip, serta Yordania, Suriah, dan Lebanon.
UNRWA mengumumkan banding penggalangan dana terpisah pada bulan September dengan harapan mengumpulkan sekitar Rp 1 triliun lebih dana darurat untuk menangani krisis virus corona.
"Agensi telah mencapai sekitar 60 persen dari tujuan itu. Keuangan UNRWA telah dirusak oleh keputusan administrasi Trump untuk memangkas bantuan ratusan juta dolar serta krisis kepercayaan setelah komisaris sebelumnya dituduh menyalahgunakan otoritasnya,"jelas Alrifai.
Alrifai menyebut Presiden terpilih Joe Biden mengatakan dia berencana mengembalikan bantuan untuk Palestina. Ia mengatakan bahwa meskipun badan tersebut memang berharap terpilihnya Biden dapat mengarah pada dimulainya kembali pendanaan dari AS, namun krisis saat ini membutuhkan tanggapan segera.