REPUBLIKA.CO.ID, VALENCIA -- Pelatih Valencia, Javi Gracia, tidak terkejut mengetahui pertandingan timnya melawan Real Madrid, Ahad (8/10) lalu, mencetak sejarah. Sebab, skor 4-1 untuk kemenangan Valencia diwarnai drama tiga kali penalti.
Dalam laporan Marca, Selasa (10/11), sebenarnya hal serupa pernah terjadi 10 kali, yakni Espanyol (1935), Sabadell (1944), Lleida (1950), Valencia (1951), Celta Vigo (1958), Osasuna (1994 dan 1999), dan Real Oviedo (1996) kebobolan tiga penalti. Kemudian Getafe (2015) dan Sporting Gijon (2016), kejebolan empat gol.
Namun kali ini untuk pertama kalinya Real Madrid takluk oleh tiga gol yang berasal dari titik putih. "Mereka sudah memberi tahu saya soal statistik ini bahwa (Real Madrid) tidak pernah kebobolan tiga gol lewat penalti," kata Garcia.
Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane enggan menyalahkan wasit pertandingan yang memberikan tiga penalti sekaligus untuk Valencia. Carlos Soler menjadi algojo dari seluruh tendangan titik 12 pas tersebut, sekaligus menjadi pemain ketiga yang pernah menjadi eksekutor rentetan drama penalti tersebut.
Mantan penggawa Real Madrid, Alfredo Di Stefano pernah menjebol gawang lawan lewat tiga penalti pada 1958, kemudian Alex Peternac yang berseragam Real Valldoid melakukan hal sama pada 1996.
Di saat yang sama, ini adalah hattrick pertama Soler selama karier profesionalnya. Kekalahan Real Madrid pun dianggap salah satu yang terparah dalam sejarah klub. "Ini semua sudah terjadi dan nyata. Memang sulit dimengerti jika melihat penampilan kami," ujar Zidane.