Rabu 11 Nov 2020 05:26 WIB

Layang-Layang Gurun, Misteri Geologi Kuno di Arab Saudi

Ada susunan struktur batuan yang mengesankan, dikenal sebagai layang-layang gurun.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Layang-layang gurun
Foto: Arab News
Layang-layang gurun

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Para arkeolog di Arab Saudi mendapatkan pandangan baru tentang peradaban gurun kuno di semenanjung dengan bantuan teknologi eye-in-the-sky terbaru. Terungkap, adanya susunan struktur batuan yang mengesankan, dikenal sebagai layang-layang gurun.

Struktur batu kering yang terdiri dari dinding panjang yang berakhir di area tertutup pertama kali ditemukan pada 1920-an. Kala itu, pilot Perang Dunia I terbang di atas Levantine dan gurun utara Saudi melaporkan melihat konstruksi yang menyerupai poligon, corong, dan segitiga.

Para ahli memiliki berbagai teori tentang tujuan layang-layang. Beberapa percaya itu adalah desa atau perangkap untuk menggembala hewan. Sementara yang lain menganggapnya sebagai makam. Karena tersebar di seluruh wilayah barat Saudi, strukturnya dianggap Neolitik dan sangat terkonsentrasi di dekat Harrat Khaybar, salah satu ladang lava terbesar di semenanjung.

Survei udara menemukan berbagai bentuk layang-layang dapat menjadi petunjuk dan diyakini telah dibangun oleh para insinyur awal dari suku-suku penggembala selama rentang ribuan tahun. Menurut studi penelitian yang dilakukan oleh David Kennedy, Rebecca Banks, dan Mathew Dalton, diperkirakan ada 917 layang-layang di sekitar Khaybar yang dibangun dalam berbagai bentuk dan ukuran. Beberapa dari layang-layang itu berasal dari abad kelima dan ketujuh SM.

Mereka menyerupai gerbang, segitiga, layang-layang, mata banteng, dan lubang kunci. Kapten Abdulazeez Al-Dakheel, seorang pengusaha dan pilot yang tajam telah memetakan layang-layang sejak 2015 dari kokpit pesawat dua tempat duduknya. Bersama dengan rekan-rekannya, foto udara dari struktur tersebut telah difokuskan di seluruh wilayah barat Arab Saudi.

Melalui peta Google dan situs satelit lainnya, Al-Dakheel telah menghabiskan waktu berjam-jam terbang untuk menunjukkan perkiraan lokasi mereka. “Bentuk strukturnya berbeda-beda yang tergantung pada lokasi. Beberapa direkayasa secara artikulatif, sementara yang lain dirancang secara acak. Sangat sulit untuk membatasi mereka dalam satu kategori atau dalam satu area dan membutuhkan banyak usaha,” kata Al-Dakheel, dilansir Arab News, Selasa (10/11).

Meskipun sebagian besar struktur diyakini terkonsentrasi di sekitar medan lava Khaybar, layang-layang juga dapat ditemukan di selatan hingga Empty Quarter. Seniman dan penjelajah, Moath Alofi telah tertarik dengan bangunan tersebut sejak bergabung dengan Al-Dakheel dan timnya lima tahun lalu.

Dengan bantuan teknologi satelit, dia mengatakan tim tersebut mampu mendokumentasikan struktur di seluruh lanskap gurun dengan gambar beresolusi tinggi. Ini memungkinkan para arkeolog untuk lebih mengembangkan dalam penelitiannya.

Fakta

• Secara global, 5.809 layang-layang gurun telah ditemukan di Armenia, Arab Saudi, Yordania, dan Kazakhstan dengan jumlah terbanyak ditemukan di Suriah, 2.500 layang-layang.

• Struktur batu kering yang terdiri dari dinding panjang yang berakhir di area tertutup pertama kali ditemukan pada 1920-an. Kala itu, pilot Perang Dunia I yang terbang di atas Levantine dan gurun utara Saudi melaporkan melihat konstruksi yang menyerupai poligon, corong, dan segitiga.

“Beberapa dari mereka sangat canggih dan direkayasa dengan baik. Anda bisa menemukannya di tanah, dan di sisi lereng gunung, dan jumlah layang-layang di sekitar Harrat Khaybar sangat banyak,” ujar Alofi.

Pada tahun 2017, ia meluncurkan seri foto udara berjudul “People of Pangea” yang menyoroti struktur gurun yang tersembunyi di antara kawah vulkanik. Bentuknya bisa dilihat sebagai binatang, piramida datar, serigala melolong di bawah sinar bulan, dan bahkan pohon Natal.

Alofi mengatakan dia telah berburu layang-layang gurun secara intensif dan telah mempelajari dalam waktu yang cukup lama. Menurutnya, itu adalah teka-teki yang membuatnya terpesona.

“Saat anda merasa telah menemukan semuanya, anda menemukan hal-hal baru dan masih banyak yang harus dijelajahi,” kata dia.

Layang-layang bukanlah penemuan baru, mereka sudah terkenal selama bertahun-tahun tetapi dengan bantuan citra satelit dan foto udara, orang-orang Arab Saudi dapat diperkenalkan pada sesuatu yang unik. Melalui layang-layang dapat menceritakan kisah peradaban bersejarah yang hidup di Arab Saudi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement