REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta BPB Linmas dan Satpol PP melatih warga setempat sebagai bentuk kewaspadaan apabila suatu waktu terjadi bencana. Risma pun meminta masyarakat untuk tidak lengah terhadap ancaman bencana apa pun.
Apalagi berdasarkan prediksi, bencana hidrometeorologi seperti banjir dan angin kencang mengancam sebagian wilayah Indonesia. "Dilatih apa saja yang harus mereka lakukan terlebih dahulu. Tentunya, yang pertama harus dilakukan adalah lari ke tempat yang paling tinggi, terutama yang ada di tepi pantai harus lari ke tempat yang paling tinggi," kata Risma di Surabaya, Selasa (10/11).
Risma pun mengaku telah memerintahkan kepada jajaran BPB Linmas dan Satpol PP untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, jika sewaktu-waktu bencana melanda Surabaya. Upaya lain yang dilakukan adalah dengan menggelar doa bersama lintas agama yang baru saja dilaksanakan pada Senin (9/11).
“Itulah yang membuat saya meminta untuk menggelar doa bersama. Kita memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa supaya kita tidak diberikan musibah sesuai dengan ramalan atau tidak diturunkan musibah sesuai dengan ramalan itu,” ujarnya.
Risma mengatakan, doa bersama yang digelar juga dimaksudkan untuk memohon keamanan dan kelancaran karena Kota Surabaya akan menghadapi Pilkada serentak 2020. Risma memohon kepada para tokoh agama untuk mendoakan Surabaya, mudah-mudahan tidak terjadi sesuatu apapun di Kota Pahlawan ini.
“Selain itu juga, gejolak-gejolak di masyarakat yang kita tahu bahwa hampir setiap minggunya ada demo besar-besaran di Kota Surabaya, bahkan sempat terjadi kerusakan di kota ini. Oleh karena itu, mari kita berdoa bersama-sama,” kata dia.