Sunday, 22 Jumadil Awwal 1446 / 24 November 2024

Sunday, 22 Jumadil Awwal 1446 / 24 November 2024

Ketua MPR: Vaksin Bukan ‘Obat Mujarab’ Covid-19

Selasa 10 Nov 2020 15:31 WIB

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menjelaskan, pengembangan vaksin Covid-19 menjadi salah satu langkah kunci dalam penanggulangan pandemi. Tapi, ia menekankan, penggunaan vaksin tidak serta merta akan menjadi ‘obat mujarab’ yang secara instan menghilangkan seluruh dampak pandemi yang saat ini dihadapi.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menjelaskan, pengembangan vaksin Covid-19 menjadi salah satu langkah kunci dalam penanggulangan pandemi. Tapi, ia menekankan, penggunaan vaksin tidak serta merta akan menjadi ‘obat mujarab’ yang secara instan menghilangkan seluruh dampak pandemi yang saat ini dihadapi.

Foto: MPR
Selain vaksin, butuh banyak hal dan waktu untuk Indonesia bisa kembali ke normal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menjelaskan, pengembangan vaksin Covid-19 menjadi salah satu langkah kunci dalam penanggulangan pandemi. Tapi, ia menekankan, penggunaan vaksin tidak serta merta akan menjadi ‘obat mujarab’ yang secara instan menghilangkan seluruh dampak pandemi yang saat ini dihadapi.

Bamsoet menjelaskan, butuh waktu bagi Indonesia maupun banyak negara untuk bisa kembali pada kondisi ‘normal’ dari perspektif medis. Menurutnya, masih ada pekerjaan rumah lain yang harus dituntaskan. "Khususnya pada upaya pemulihan perekonomian nasional," tutur Bamsoet saat acara Peluncuran Brain Society (BS) Center di Jakarta, Selasa (10/11).

Bamsoet menyebutkan, dampak pandemi Covid-19 telah memukul sektor perekonomian dan menempatkan Indonesia ke jurang resesi. Oleh karena itu, butuh upaya ekstra untuk dapat kembali pulih.

Di tengah upaya pemerintah memulihkan perekonomian nasional, Bambang mengakui, masih banyak pertanyaan yang menghantui. Misalnya, seberapa kuat fundamental ekonomi Indonesia untuk bangkit kembali dan melakukan recovery. "Apalagi dengan beban hutang pemerintah yang cenderung semakin meningkat," ujarnya.

Selain itu, Bamsoet menambahkan, masih ada beberapa kekhawatiran mengenai penyimpangan atau kebocoran anggaran dalam berbagai program stimulus yang digelontorkan pemerintah dalam menangani pandemi.

Tapi, Bamsoet menekankan, berbagai narasi dan wacana itu sebaiknya tidak diasumsikan sebagai sikap pesimis ataupun skeptis, justru harus digunakan sebagai cambuk. Baik untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kesadaran semua pihak terhadap potensi-potensi permasalahan yang mungkin timbul.

"Dengan demikian, kita akan jadi lebih siap dan sigap ketika berbagai potensi persoalan tersebut benar-benar hadir dan mengemuka," kata politisi dari Partai Golkar itu.

Bamsoet optimistis, respons yang bijaksana dan terukur terhadap berbagai pertanyaan mengemuka dalam penanganan pandemi akan jauh lebih bermanfaat dan berdampak positif. Salah satunya melalui diskusi publik yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler