Friday, 24 Rabiul Awwal 1446 / 27 September 2024

Friday, 24 Rabiul Awwal 1446 / 27 September 2024

Ketua MPR: Vaksin Bukan ‘Obat Mujarab’ Covid-19

Selasa 10 Nov 2020 15:31 WIB

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menjelaskan, pengembangan vaksin Covid-19 menjadi salah satu langkah kunci dalam penanggulangan pandemi. Tapi, ia menekankan, penggunaan vaksin tidak serta merta akan menjadi ‘obat mujarab’ yang secara instan menghilangkan seluruh dampak pandemi yang saat ini dihadapi.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menjelaskan, pengembangan vaksin Covid-19 menjadi salah satu langkah kunci dalam penanggulangan pandemi. Tapi, ia menekankan, penggunaan vaksin tidak serta merta akan menjadi ‘obat mujarab’ yang secara instan menghilangkan seluruh dampak pandemi yang saat ini dihadapi.

Foto: MPR
Selain vaksin, butuh banyak hal dan waktu untuk Indonesia bisa kembali ke normal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menjelaskan, pengembangan vaksin Covid-19 menjadi salah satu langkah kunci dalam penanggulangan pandemi. Tapi, ia menekankan, penggunaan vaksin tidak serta merta akan menjadi ‘obat mujarab’ yang secara instan menghilangkan seluruh dampak pandemi yang saat ini dihadapi.

Bamsoet menjelaskan, butuh waktu bagi Indonesia maupun banyak negara untuk bisa kembali pada kondisi ‘normal’ dari perspektif medis. Menurutnya, masih ada pekerjaan rumah lain yang harus dituntaskan. "Khususnya pada upaya pemulihan perekonomian nasional," tutur Bamsoet saat acara Peluncuran Brain Society (BS) Center di Jakarta, Selasa (10/11).

Bamsoet menyebutkan, dampak pandemi Covid-19 telah memukul sektor perekonomian dan menempatkan Indonesia ke jurang resesi. Oleh karena itu, butuh upaya ekstra untuk dapat kembali pulih.

Di tengah upaya pemerintah memulihkan perekonomian nasional, Bambang mengakui, masih banyak pertanyaan yang menghantui. Misalnya, seberapa kuat fundamental ekonomi Indonesia untuk bangkit kembali dan melakukan recovery. "Apalagi dengan beban hutang pemerintah yang cenderung semakin meningkat," ujarnya.