REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menyebut potensi pembangunan kawasan industri halal perlu dimanfaatkan oleh lembaga keuangan syariah. Direktur Jasa Keuangan Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Taufik Hidayat mengatakan target investasi infrastruktur kawasan industri halal di Indonesia mencapai Rp 6.445 triliun.
"Investasi sebanyak itu tentu membutuhkan dukungan dari pelaku industri perbankan, kehadiran bank syariah hasil merger bisa membantu realisasi dukungan tersebut," katanya, Selasa (10/11).
Pembangunan infrastruktur kawasan industri halal kini menjadi salah satu fokus pemerintah guna memaksimalkan potensi industri halal di Indonesia. Potensi tersebut diantaranya modal usaha pelaku bisnis, pembiayaan di bidang logistik, transportasi, sarana penunjang ekspor, hingga infrastruktur prioritas nasional dan daerah.
Taufik mengatakan ini harus dimanfaatkan oleh industri syariah. Bank hasil merger salah satunya, nanti akan punya skala bisnis cukup besar sehingga bisa menggarap potensi tersebut. Dengan bermain di sektor riil halal ini saja, bank bisa mendulang sukses dan menjadi katalis perkembangan industri syariah di Indonesia.
Bank syariah hasil merger diharap bisa memaksimalkan potensi industri halal yang sangat besar tersebut. Bahkan hingga skala global, pada 2018 saja, nilai potensi industri halal global mencapai 2,2 triliun dolar AS. Untuk produk makanan halal saja, total nilai potensi ekspornya senilai 229 juta dolar AS.
"Dari 10 besar produk makanan halal tersebut, market share Indonesia masih sekitar 39 persen, artinya masih terbuka peluang 61 persen atau 139 juta dolar AS yang dapat dioptimalkan," katanya.
Menurut Taufik, merger tiga bank syariah BUMN sudah dilakukan sesuai rekomendasi KNEKS untuk memperkuat penetrasi industri keuangan syariah di Indonesia. KNEKS yakin penggabungan usaha tiga bank syariah BUMN akan berdampak positif dari sisi bisnis dan reputasi industri syariah.