Selasa 10 Nov 2020 19:44 WIB

Tak Perlu Jual Harta untuk Biaya Cuci Darah Ayah Saya

Saya sangat tidak setuju jika ada yang ingin membubarkan program ini.

Red: Budi Raharjo
Pasien cuci darah. (ilustrasi)
Foto: Antara/Jafkhairi
Pasien cuci darah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kesehatan diri dan keluarga merupakan hal yang utama. Seiring dengan bertambahnya usia maka potensi untuk terkena berbagai macam penyakit semakin besar.

Selain menjaga pola hidup sehat dan rajin berolahraga, setiap orang harus mempersiapkan diri dan budget dengan berbagai kemungkinan terjadinya sakit. Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) hadir sebagai program penjaminan kesehatan bagi masyarakan Indonesia saat ini.

Salah satu kasus katastropik yang banyak dibiayai oleh program JKN-KIS yaitu tindakan hemodialisa atau cuci darah bagi pasien gagal ginjal. Gagal ginjal merupakan kondisi ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik karena kurangnya pasokan darah ke ginjal dan penyumbatan pada ginjal atau saluran kemih, sehingga berakibat fatal karena urine tidak bisa dikeluarkan dari tubuh.

Azy Achzami Kahrir (31) merupakan karyawan PT Citra Palu Mineral yang merasa sangat terbantu dengan kehadiran program JKN-KIS. Sejak 3 tahun lalu ayahnya menderita gagal ginjal yang mengharuskan untuk dilakukan cuci darah 2 kali seminggu di Rumah Sakit Undata Palu.