Rabu 11 Nov 2020 00:45 WIB

Pertempuran di Surabaya dan Tewasnya Jenderal Mallaby

Pasukan Indonesia menewaskan Mallaby dalam pertempuran 10 November.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Ani Nursalikah
Pertempuran di Surabaya dan Tewasnya Jenderal Mallaby. Warga mengikuti upacara di atas Jembatan Merah, Surabaya, Jawa Timur sebagai peringatan Hari Pahlawan. Ilustrasi
Foto: Antara/Didik Suhartono
Pertempuran di Surabaya dan Tewasnya Jenderal Mallaby. Warga mengikuti upacara di atas Jembatan Merah, Surabaya, Jawa Timur sebagai peringatan Hari Pahlawan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aubertin Walter Sothern (A.W.S.) Mallaby atau juga dikenal dengan Brigadir Jenderal Mallaby adalah brigadir jenderal Britania yang tewas dalam peristiwa baku tembak 30 Oktober 1945 di Surabaya.

Mallaby lahir pada 12 Desember 1899. Ia merupakan seorang perwira muda eksekutif Kerajaan Inggris dengan jejak karier yang cukup bagus.

Baca Juga

Pada usia 42 tahun, ia mendapatkan promosi jenderal berbintang satu. Mallaby pernah menjabat sebagai perwira staf kepercayaan Laksamana Mountbatten, panglima tertinggi atas Komando Asia Tenggara (South East Asia Command/SEAC).

Saat di Surabaya, Mallaby memimpin pasukannya pada 25 Oktober 1945 untuk melucuti tentara Jepang sesuai dengan isi Perjanjian Yalta. Tujuan ini mendapat perlawanan dari pasukan Indonesia karena AFNEI menuntut mereka menyerahkan senjata-senjata yang telah dirampas Indonesia terlebih dahulu dari Jepang. 

Lalu, pada 27 Oktober 1945, sebuah pesawat terbang Dakota yang datang dari Jakarta menebarkan ribuan lembar pamflet di udara tepatnya di Surabaya, Jawa Timur. Pamflet itu berisi seruan kepada semua pihak termasuk kepada warga Surabaya agar melucuti senjata mereka atau mereka menghadapi dengan dilumpuhkan dengan senjata.

Isi pamflet tersebut adalah “Persons being arms and refusing to deliver them to the allied forces are liable to be shot (orang-orang yang menjadi senjata dan menolak untuk mengirimkannya ke sekutu nantinya dapat ditembak)”.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement