Rabu 11 Nov 2020 06:41 WIB

Erdogan Ucapkan Selamat kepada Joe Biden

Turki siap bekerja sama dengan siapa pun yang memenangkan pemilihan AS.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Christiyaningsih
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: Presidensi Turki via AP, Pool
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberi ucapan selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Ia mengharapkan hubungan lebih erat antara dua negara anggota NATO tersebut.

"Saya mengucapkan selamat atas keberhasilan pemilihan Anda dan menyampaikan keinginan tulus saya untuk perdamaian dan kesejahteraan rakyat AS," kata Erdogan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantornya dilansir Alarabiya, Selasa (10/11).

Baca Juga

Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu menyebut,  Turki siap untuk bekerja sama dengan siapa pun yang memenangkan pemilihan AS. Meskipun Presiden Donald Trump telah membuat kedua negara melewati masa-masa sulit.

"Terlepas dari kandidat mana yang menjabat di AS, kami akan melakukan pendekatan yang tulus untuk meningkatkan hubungan kami," kata Mevlut Cavusoglu.

 

Kemitraan yang telah berlangsung puluhan tahun antara sekutu NATO sempat melalui keributan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam lima tahun terakhir. Hal ini karena ketidaksepakatan tentang kebijakan Suriah, hubungan Ankara yang lebih dekat dengan Moskow, ambisinya di Mediterania timur, hingga tuduhan AS terhadap bank Turki milik negara.

Washington bahkan pernah mengancam akan memberi sanksi kepada Turki karena membeli sistem pertahanan rudal Rusia. Akan tetapi pemerintahan Trump telah menghindari pemberian sanksi.

Cavusoglu mengatakan, Turki telah bekerja sama dengan pemerintahan Demokrat dan Republik dan mengatasi kesulitan dengan keduanya. "Tentu saja individu punya dampak, positif dan negatif.  Persahabatan yang tulus antara presiden kami dan Tuan Trump berlanjut melalui masa-masa paling sulit,” kata Cavusoglu.

Para pengamat mengatakan, hubungan bilateral Turki bisa terganggu jika Biden menjadi presiden AS. Lira, yang sudah diperdagangkan pada rekor terendah terhadap dolar, bisa mendapat lebih banyak tekanan. Namun pembantu utama Erdogan, Wakil Presiden Fuat Oktay, mengatakan Ankara tidak takut dengan sanksi.

“Tidak ada negara, termasuk Amerika, yang memiliki kesempatan untuk mengimplementasikan kebijakan luar negeri, program, atau kebijakan di wilayah tersebut terlepas dari Turki atau dengan mengecualikan Turki. Turki bukan lagi negara yang kecil atau takut sanksi.  Sanksi akan semakin meningkatkan tekad dan tekad kami," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement