Rabu 11 Nov 2020 07:43 WIB

Ika Dewi, Perawat yang Kini Jadi Sopir Ambulans Covid-19

Ika Dewi Maharani, perawat yang kini menjadi sopir ambulans di RS Darurat Covid-19

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Mobil ambulance pembawa jenazah yang harus dimakamkan dengan protokol covid-19 tiba di area TPU Pondok Ranggon, Jakarta
Foto: Republika/Thoudy Badai
Mobil ambulance pembawa jenazah yang harus dimakamkan dengan protokol covid-19 tiba di area TPU Pondok Ranggon, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ika Dewi Maharani, seorang perawat yang kini menjadi sopir ambulance di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC). Ika mengikuti panggilan hatinya untuk menolong pasien Covid-19.

"Saya sendiri tidak menyangka, saya sebagai perawat evakuasi pasien tapi juga sebagai driver. Menurut saya ini tantangan," kata Ika dalam acara Pahlawan Milenial Melawan Covid-19 secara live streaming di Youtube BNPB, Selasa (10/11).

Ika mengaku, awalnya tidak mendapatkan restu dari keluarga, terutama ibunya apabila harus bersentuhan langsung dengan pasien Covid-19. Tapi Ika tidak lantas menyerah, ia berusaha memberikan pengertian kepada ibunya bahwa sudah tugasnya sebagai perawat untuk merawat pasien dan sebagai perawat haram hukumnya memilah-milah pasien.

Hingga akhirnya, ibunya memberikan restu dan tentunya restu itu tidak pernah ia sepelekan. Ika selalu memberikan kabar keluarganya, dengan begitu keluarganya mengetahui bahwa anak perempuanya sehat dan baik-baik saja.

Ika berasal dari Maluku Utara dan mengenyam pendidikan di Surabaya. Ia mulai bekerja sejak pukul 09.00 WIB dan berakhir pukul 00.00 WIB. Minimal, Ika mengantarkan enam hingga delapan pasien Covid-19 setiap harinya.

Hal yang kerap kali membuat ia kesal ketika membawa mobil ambulans adalah kemacetan dan egosentris pengguna jalan. Sirine ambulans dan klakson, nampaknya tidak lagi didengar oleh para pengguna jalan.

"Jalanan Jakarta itu macet, kita enggak dikasih jalan, sudah di klakson-klakson, udah pasang sirine, ya sudah pasrah orang-orang enggak mau kasih jalan, kita juga enggak mungkin membawa pasien keluar di tengah kemacetan," ceritanya.

Usai mengantarkan pasien ke rumah sakit atau wisma atlet, ambulans yang dibawanya harus segera didekontaminasi. Ika juga harus melepas hazmatnya dan segera mandi dan harus keramas. Setelah itu ia kembali bersiap memakai hazmet atau APD baru untuk menjemput pasien Covid-19 selanjutnya.

"Hazmat hanya sekali pakai, kalau sehari tiga kali hazmat ya tiga kali keramas juga. Semoga Covid-19 ini cepat berakhir," harapnya yang sudah menahan rindu kepada anaknya yang jauh di Ternate.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement