REPUBLIKA.CO.ID, LILONGWE -- Asosiasi Muslim Malawi (MAM) telah menulis surat protes kepada Presiden Malawi, Lazarus McCarthy Chakwera. MAM menyatakan ketidaksetujuannya atas keputusan pemimpin Malawi untuk membuka kedutaan untuk Israel di Yerusalem.
"Kami menyadari pentingnya memperkuat hubungan kami dengan negara lain dan peran yang dapat dimainkannya dalam membawa beberapa perubahan positif bagi kehidupan orang Malawi. Namun, kami percaya bahwa kerugian yang akan terjadi akibat waktu pemindahan dapat lebih besar daripada keuntungannya," kata Ketua MAM, Sheikh Idruss Muhammed, dikutip kantor berita online Nyasa Times.
Pemimpin MAM memperingatkan bahwa akan berbahaya bagi Malawi untuk membuka kedutaan di Yerusalem. Karena tindakan itu dapat membuka kotak pandora dan menarik beberapa konsekuensi menyedihkan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Salah satu konsekuensi tersebut adalah ekstremis akan menargetkan Malawi yang telah aman dan damai sejak jaman dahulu. Dilansir dari laman Apanews, Rabu (11/11).
Israel menganggap Yerusalem sebagai ibukotanya. Sementara Palestina juga mengklaim bahwa itu adalah ibu kota mereka yang disita selama perang Timur Tengah 1967.
Langkah MAM ini dilakukan sepekan setelah utusan khusus Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengunjungi Malawi. Presiden Palestina menyerahkan membuat surat protes kepada Chakwera.
Sumber: http://www.apanews.net/mobile/uneInterieure_EN.php?id=4945686