Rabu 11 Nov 2020 13:19 WIB

Dukung Kerajaan, Muslim Thailand Doa Bersama untuk Bangsa

Umat Muslim Thailand menggelar doa bersama untuk bangsa dan kerajaan

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
 Royalis Muslim Thailand mengenakan bendera kuning dan foto mendiang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej selama unjuk rasa pro-monarki di Pusat Administrasi Nasional Urusan Islam Chalerm Phrakiat di Bangkok di Bangkok, Thailand, 10 November 2020. Royalis Muslim berkumpul untuk mendukung Raja Thailand setelah pengunjuk rasa pro-demokrasi mengadakan protes jalanan menyerukan reformasi monarki.
Foto: EPA-EFE/NARONG SANGNAK
Royalis Muslim Thailand mengenakan bendera kuning dan foto mendiang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej selama unjuk rasa pro-monarki di Pusat Administrasi Nasional Urusan Islam Chalerm Phrakiat di Bangkok di Bangkok, Thailand, 10 November 2020. Royalis Muslim berkumpul untuk mendukung Raja Thailand setelah pengunjuk rasa pro-demokrasi mengadakan protes jalanan menyerukan reformasi monarki.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK— Kantor Chularatchamontri, komunitas Islam di Thailand, menggelar pertemuan akbar dalam rangka melindungi tiga institusi pilar negara. 

Acara yang bertajuk Ruam Palang Muslim Pokpong Sathaban Bagan Sat Kasat (Menyatukan Kekuatan Muslim untuk Melindungi Bangsa, Agama dan Lembaga Kerajaan) itu dipimpin langsung oleh Pemimpin spiritual Muslim Aziz Pitakkumpon, yang merupakan presiden dewan tersebut. 

Baca Juga

Acara itu berlangsung di Central Islamic Council of Thailand di distrik Nong Chok, Bangkok. Para peserta kompak mengenakan pakaian berwarna kuning dan mengibarkan bendera nasional sambil mendoakan perdamaian bangsa. 

Penyelenggara acara mengatakan, acara tersebut diadakan untuk menggarisbawahi pentingnya tiga pilar institusi yaitu bangsa, agama, dan kerajaan. Pertemuan itu juga ditujukan untuk mengungkapkan rasa terima kasih orang-orang Muslim kepada raja.

Kantor Chularatchamontri mengatakan pihaknya menyadari konflik dan perbedaan pendapat yang semakin tinggi dalam politik. Kantor dan organisasi Islam di semua tingkatan menjaga netralitas politik.

Kantor tersebut mendesak semua pihak di seluruh perpecahan politik untuk membuka ruang pembicaraan guna menemukan solusi bagi masyarakat dengan cara yang terhormat dan bersahabat.

"Setiap orang adalah orang Thailand dan mereka harus bekerja sama untuk memastikan keadilan bagi semua. Ini akan membantu menempa perdamaian," katanya yang dikutip di Bangkok Post, Rabu (11/11).

photo
Royalis Muslim Thailand mengenakan bendera kuning dan foto mendiang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej selama unjuk rasa pro-monarki di Pusat Administrasi Nasional Urusan Islam Chalerm Phrakiat di Bangkok di Bangkok, Thailand, 10 November 2020. Royalis Muslim berkumpul untuk mendukung Raja Thailand setelah pengunjuk rasa pro-demokrasi mengadakan protes jalanan menyerukan reformasi monarki. - (EPA-EFE/NARONG SANGNAK)

Aziz mengatakan, lembaga kerajaan telah memainkan peran penting dalam memelihara masyarakat Thailand yang damai yang terdiri dari orang-orang Thailand dari semua agama dan asal. Ia berharap acara ini mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga persatuan dan kompromi untuk perdamaian nasional.

Sekretaris Jenderal Dewan Islam Pusat Thailand, Pol Mayor Jenderal Surin Palarae, mengatakan ada lebih dari 10 juta Muslim di negara itu dan mereka tidak akan mentoleransi pelanggaran terhadap institusi kerajaan. “Lembaga kerajaan telah memberikan kontribusi besar bagi umat Islam dan memberi mereka keadilan, katanya.  

Wakil Presiden Dewan, Prasarn Sricharoen, mengatakan kegiatan pada hari Selasa sesuai dengan Islam yang menyerukan ungkapan terima kasih bagi orang-orang yang menawarkan bantuan.

Arun Boonchom, Wakil Presiden lainnya, mengatakan institusi kerajaan selalu mendukung persamaan hak untuk menjalankan urusan agama. Majelis tersebut, serta ormas Islam di semua tingkatan, menilai perbedaan pandangan politik telah berdampak buruk bagi negara.

sumber: https://www.bangkokpost.com/thailand/general/2017411/ dan https://www.bangkokpost.com/thailand/politics/2017339/

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement