Rabu 11 Nov 2020 14:24 WIB

Mengapa Pakai Masker Saat Berolahraga Terasa tak Nyaman?

Jangan ragu untuk tetap pakai masker saat berolahraga, ketidaknyamanan bisa diatasi.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Pesepeda mengenakan masker. Ada cara sederhana untuk mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan ketika berolahraga sambil mengenakan masker.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pesepeda mengenakan masker. Ada cara sederhana untuk mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan ketika berolahraga sambil mengenakan masker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada sejumlah penyesuaian yang harus dilakukan ketika berolahraga semasa pandemi Covid-19. Protokol kesehatan harus diterapkan agar dapat berolahraga dengan aman.

Selain harus menjaga jarak antarorang saat berolahraga, salah satu protokol kesehatan yang harus dijalankan adalah menggunakan masker. Namun, banyak orang masih belum terbiasa memakai masker saat berlari, bersepeda, atau sekadar berjalan pagi.

Baca Juga

Bahkan, ada yang sampai menyebut bahwa memakai masker saat berolahraga bisa membuat orang kehabisan oksigen. Mereka meyakini itu karena merasa napasnya tak selega biasanya ketika mengenakan masker sambil membakar kalori.

Faktanya, memakai masker benar-benar tidak menghalangi pernapasan selama berolahraga. Hal itu merujuk kepada analisis baru yang diterbitkan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health, dilansir laman Men's Health, Rabu (11/11).

photo
Gowes aman semasa pandemi Covid-19. - (Republika)

Mengenakan masker tidak akan membuat kadar oksigen menjadi terbatas. Menurut penelitian kecil itu, kebutuhan oksigen tetap tercukupi dan kadar karbon dioksida tidak meningkat meski memakai masker saat olahraga.

Mengingat kebanyakan orang tidak terbiasa memakai masker, memakainya dapat menimbulkan sensasi yang membuat mereka merasa tidak nyaman sekaligus cemas. Menurut para ahli, rasa tidak nyaman muncul karena masker wajah dapat meningkatkan pola pernapasan yang berbeda.

“Meskipun sebagian besar pernapasan berlangsung secara alamiah dan didorong oleh pusat pernapasan, hal itu juga dapat dipengaruhi oleh pikiran. Saat kita merasa tidak nyaman, bahkan secara tidak sadar, hal itu dapat mengubah cara kita bernapas," jelas dokter spesialis paru-paru, Dr. Christopher Ewing, M.D.

Hal ini dapat menyebabkan seseorang bernapas terlalu cepat atau terlalu lambat. Lalu, merasa pusing, mual, atau lebih banyak berkeringat.

Beberapa gejala tersebut bukan karena kita tidak mendapatkan cukup oksigen. Jika kita menyadari pola pernapasan berubah, ada sejumlah latihan pernapasan yang dapat membantu untuk bernapas lebih baik selama latihan dan selama interval istirahat.

Bahkan, ada cara bernapas lebih baik untuk pemulihan. Untuk mengatasi ketidaknyamanan itu, caranya mudah saja. Coba berhenti dan mengatur napas selama latihan. Oleh karenanya, jangan lewatkan mengenakan masker untuk berlari dan olahraga di luar ruangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement