REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif menyerukan negara-negara Teluk untuk melakukan dialog demi kemakmuran kawasan. Dia juga meminta para pesaingnya di Timur Tengah untuk tidak begitu mengandalkan Washington untuk membantu terlebih pada kekalahan capres pejawat AS Donald Trump dalam pilpres.
"Trump akan pergi dalam 70 hari, tetapi kami serta negara tetangga kami akan tetap di sini selamanya," ujar Zarif dilansir laman Middle East Monitor, Rabu (11/11).
Zarif mengatakan di Twitter bahwa bertaruh pada orang luar untuk memberikan keamanan dalam negeri bukanlah pertaruhan yang baik. "Kami mengulurkan tangan kami kepada tetangga kami untuk dialog guna menyelesaikan perbedaan," kata Zarif Ahad malam lalu.
"Hanya bersama kita bisa membangun masa depan yang lebih baik untuk semua," ujarnya menambahkan.
Menlu Iran mengeluarkan seruan tersebut setelah kandidat capres dari Partai Demokrat Joe Biden memenangkan suara elektoral pemilu AS dalam proyeksi hampir semua media besar di AS.
Hubungan antara AS dan Iran pun menemui titik didihnya. Pada Mei 2018, Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 yang ditandatangani antara kekuatan dunia dan Iran. AS bahkan menerapkan kembali sanksi ekonomi yang keras kepada Iran.