Rabu 11 Nov 2020 14:55 WIB

Magelang Siap Bantu Sediakan Tempat Pengungsian Warga Merapi

Hal yang sama juga pernah dilakukan Pemkot Magelang saat bencana erupsi Merapi 2010.

Aktivitas puncak Gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat di Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (11/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode (10/11/2020), tercatat kegempaan 54 guguran, 33 vulkanik dangkal, 63 hembusan dan 294 fase banyak.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Aktivitas puncak Gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat di Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (11/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode (10/11/2020), tercatat kegempaan 54 guguran, 33 vulkanik dangkal, 63 hembusan dan 294 fase banyak.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang siap jika diminta bantuan untuk menyediakan sarana atau tempat pengungsian bagi warga lereng Gunung Merapi. Ini merupakan bentuk kepedulian Kota Magelang sebagai wilayah terdekat Kabupaten Magelang.

"Kalau kesediaan membantu, seandainya di sana penuh, pasti membantu. Kewajiban kita menolong sesama," kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito usai Apel Kesiapsiaagan Penanggulangan Bencana Tingkat Kota Magelang, di halaman depan Kantor Wali Kota Magelang, Rabu (11/11).

Hal yang sama juga pernah dilakukan Pemkot Magelang saat bencana erupsi Merapi 2010 lalu. Semua fasilitas diprioritaskan untuk pengungsi. "Waktu erupsi 2010 lalu kita sediakan fasilitas untuk pengungsi. Keren lah," ujarnya.

Walaupun demikian, sampai saat ini belum ada permintaan bantuan terkait hal tersebut ke Pemkot Magelang. Sigit berharap kondisi Gunung Merapi segera membaik.

Adapun pada apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana itu, diikuti oleh seluruh komponen mulai TNI, Polri, Satpol PP, petugas pemadam kebakaran, tim SAR Kota Magelang, relawan dan instansi terkait.

"Apel ini untuk kesiapsiagaan kita dalam penanggulangan atau mitigasi bencana. Selama ini sudah baik. Seperti kejadian angin tanggal 5 November lalu. Ini sinyal, sedia payung sebelum hujan," tutur Sigit.

Ia juga memastikan peralatan pendukung berfungsi dengan baik, seperti senso, perahu karet, tali dan sebagainya.

Ketua Garda Relawan Indonesi (GRI) Kota Magelang Heri Prawoto menambahkan, Kota Magelang meski kota kecil namun tidak luput dari potensi bencana, terutama musim pancaroba seperti saat ini. Untuk itu kesiapsiagan tetap diperlukan baik SDM maupun peralatan pendukung.

"Kota Magelang juga ada ancaman bencana, jadi perlu kita sikapi bersama. Awal pancaroba ini ada angin kencang, puting beliung dan tanah longsor juga terjadi di Kota Magelang," kata Heri.

Ia menyebut, beberapa waktu lalu ada angin kencang yang merobohkan puluhan pohon. Selain itu ada tanah longsor di tiga titik lokasi, di Nambangan, Wates dan Paten Jurang. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement