Rabu 11 Nov 2020 14:55 WIB

Kementerian BUMN Tunjuk Penas Jadi Induk Holding Pariwisata

Penas akan membawahi sejumlah BUMN yang bergerak di bidang perhubungan dan pariwisata

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Kereta wisata melintas di sekitar Bandara Kertajati  Majalengka, Jawa Barat, Minggu (8/11). Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menunjuk PT Survei Udara Penas (Persero) sebagai holding bidan pariwisata.
Foto: Dedhez Anggara/ANTARA FOTO
Kereta wisata melintas di sekitar Bandara Kertajati Majalengka, Jawa Barat, Minggu (8/11). Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menunjuk PT Survei Udara Penas (Persero) sebagai holding bidan pariwisata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menunjuk PT Survei Udara Penas (Persero) sebagai holding bidan pariwisata. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan Penas nantinya akan membawahi sejumlah BUMN yang bergerak di bidang perhubungan dan pariwisata seperti Garuda Indonesia, Angkasa Pura (AP) I dan II, AirNav, ITDC, Hotel Indonesia Grup, Indonesia Tourism Development Corporation ( ITDC), dan PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko (TWC).

"Yang saat ini kami lagi godok adalah dibentuknya holding pariwisata. AP masuk di dalamnya, Garuda, AirNav, Inna, ITDC, dan TWC, dan ujungnya Sarinah yang mengelola merchandise. Induk holdingnya Penas," ujar Arya saat Webinar bertajuk "Relaksasi dan Optimalisasi Bisnis di Bandara" di Jakarta, Rabu (11/11).

Baca Juga

Arya mengatakan pembentukan holding pariwisata merupakan bentuk dukungan pemerintah dalam transformasi bisnis BUMN di sektor pariwisata di tengah pandemi. Kata Arya, bersatunya BUMN-BUMN yang bergerak di bidang perhubungan dan pariwisata akan mendorong terjadinya supply chain yang menyeluruh dari hulu hingga ke hilir. 

Arya juga menjelaskan alasan penunjukan Penas sebagai induk holding. Menurut Arya, Kementerian BUMN memang mencari perusahaan yang cukup ringan dengan tidak memiliki banyak pegawai sebagai induk holding. Dengan begitu, kata Arya, Penas bisa lebih fokus memimpin holding ketimbang BUMN lain yang mempunyai banyak pegawai dan anak usaha seperti AP dan Garuda. 

"Kalau Garuda dan AP jadi induk ini sangat berat karena pegaeai banyak, satu sisi urus hodlting dan sisi lain urus operasional, ini kita hindari, makanya kita cari Penas," kata Arya. 

Arya menambahkan, Kementerian BUMN nantinya juga akan melakukan restrukturisasi organisasi di Penas sebagai langkah awal sebelum menjadi induk holding. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement