REPUBLIKA.CO.ID, PORT VILA -- Kasus Covid-19 pertama terdeteksi di Vanuatu, Rabu (11/11). Pejabat kesehatan mengumumkan kasus pertama itu yang mengakhiri status negara Pasifik sebagai salah satu dari sedikit negara di dunia yang bebas corona.
Direktur Kesehatan Masyarakat Vanuatu Len Tarivonda mengatakan, kasus Covid-19 terdeteksi pada seorang pria berusia 23 tahun yang baru kembali dari Amerika Serikat (AS). Dia dipastikan mengidap virus corona pada Selasa kemarin (10/11) setelah diuji pada hari kelima karantina.
"Kasus yang terdeteksi di karantina dianggap sebagai kasus perbatasan dan bukan wabah," kata departemen Kesehatan Masyarakat dalam sebuah pernyataan dikutip laman Aljazirah, Rabu.
Pihak departemen mengatakan, bahwa protokol kesehatan telah diterapkan untuk menahan virus. Pria tersebut juga terdeteksi tanpa gejala. Dia diisolasi dari penumpang lain selama penerbangannya ke Vanuatu sebab berada di lokasi yang berisiko tinggi. Pria tersebut juga terdeteksi pernah transit di Auckland, Selandia Baru.
Pernyataan Departemen mengatakan, bahwa pasien telah mematuhi semua aturan jarak sosial saat kedatangan. Kini pihak berwenang sedang melakukan pelacakan kontak dari semua orang yang pernah dekat dengannya.
"Saya ingin meyakinkan semua warga dan publik bahwa situasinya terkendali dan pemerintah melalui satuan tugas Covid-19 telah siap, dan siap menangani kasus ini," kata Perdana Menteri Vanuatu Bob Loughman pada konferensi pers, menurut Radio New Selandia.
Vanuatu menutup perbatasannya pada Maret sebagai bagian dari upayanya untuk mencegah pandemi. Negara tersebut baru-baru ini mengizinkan penerbangan repatriasi yang dikontrol secara ketat.
Banyak negara kepulauan Pasifik khawatir infrastruktur kesehatan mereka yang buruk membuat mereka sangat rentan terhadap pandemi. Negara-negara pulau terpencil dan teritori Kiribati, Micronesia, Nauru, Palau, Samoa, Tonga, dan Tuvalu semuanya diyakini masih bebas dari virus.
Kepulauan Solomon dan Kepulauan Marshall mengonfirmasi kasus Covid-19 dari warganya yang kembali bulan lalu, meskipun mereka belum melaporkan penularan dari komunitas. Lebih dari 51,3 juta orang di seluruh dunia telah dipastikan mengidap virus corona. AS tercatat sebagai negara yang paling parah terkena dampaknya, menurut data dari Universitas Johns Hopkins. Hampir 1,3 juta orang meninggal karena virus Covid-19.