REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan mengevaluasi kebijakan tentang buka tutup sejumlah ruas jalan di masa pandemi covid-19 dan adaptasi kebiasaan baru (AKB). Hal itu dilakukan mengingat banyaknya keluhan dari masyarakat terutama pelaku usaha di sepanjang jalan yang ditutup.
"Evaluasi bloking jalan, banyak keluhan masyarakat terutama pelaku usaha," ujar Ketua Gugus Tugas Harian Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, Kamis (11/11).
Menurutnya, Kepala Dinas Perhubungan dan Kasatlantas Polrestabes Bandung akan melakukan rapat membahas evaluasi tersebut. Ia mengatakan, buka tutup jalan efektif dalam meminimalisasi potensi kerumunan namun pihaknya melihat sektor ekonomi.
"Kalau efektif jelas efektif, tapi lihat perspektif ekonomi. Di BIP, banyak tenant memutus kontrak (akibat buka tutup jalan)," katanya.
Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengungkapkan pihaknya menerima masukan dari masyarakat dan pengusaha sehingga pada jalan yang ditutup bisa dilalui kendaraan atau dibuka sesuai kebutuhan. Menurutnya, buka tutup dilakukan secara fleksibel.
"Jalan dibuka saat penutupan karena kemarin ada masukkan dari masyarakat dan pengusaha," ujarnya, Senin (9/11). Menurutnya, kebijakan tersebut dilakukan secara dinamis dan sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Pihaknya tidak ingin membuat kebijakan yang terlalu kaku dan bisa lebih dinamis. Menurutnya, tujuan yang terpenting saat ini adalah penyebaran virus korona dapat terkendali.
Oded menambahkan, pihaknya akan melakukan evaluasi terkait kebijakan adaptasi kebiasaan baru (AKB) untuk memastikan apakah akan menambah sektor yang direlaksasi atau jam operasional usaha yang sudah direlaksasi. Ia mengatakan, seharusnya evaluasi dilakukan pekan kemarin, tapi tertunda.