REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengusulkan agar ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) dinaikkan menjadi 7 persen. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan pelembagaan demokrasi yang matang dan berkualitas bagi kehidupan politik Indonesia.
“Saat ini Partai Nasdem menawarkan kenaikan parliamentary threshold dari apa yang sudah kita miliki 4 persen saat ini, dinaikkan menjadi 7 persen,” ujar Surya dalam pidato HUT ke-9 Partai Nasdem, Rabu (11/11).
Ia menyadari, usulan ini akan mendapatkan banyak kritikan dari banyak pihak. Bahkan, Surya tak menampik jika usulan ini dinilai sejumlah pihak sebagai upaya yang main-main dari Partai Nasdem.
“Tetapi sesungguhnya dan sejujurnya saya tegaskan tidak, itu adalah upaya sungguh-sungguh dengan kesadaran sepenuhnya ada di dalam diri saya sebagai ketua umum partai,” ujar Surya.
Kenaikan ambang batas parlemen menjadi 7 persen, kata Surya, dibutuhkan untuk menyederhanakan kehidupan partai politik Indonesia. Agar pendekatannya tak lagi berdasarkan aspek kuantitatif, tapi lebih melakukan pendekatan kualitatif.
“Bahkan Partai Nasdem menginisiasi untuk melakukan amandemen undang-undang dasar yang terkait keserentakan pemilu legislatif dan pilpres. Ini adalah hasil evaluasi dan refleksi partai terhadap mekanisme pemilu yang sudah kita jalani bersama,” ujar Surya.
Jika hal tersebut terealisasi, Partai Nasdem siap menerima konsekuensi jika mereka tak lolos ambang batas parlemen 7 persen. Asalkan, kehidupan berpolitik di Indonesia dapat lebih baik di masa depan.
Iklim politik yang menjunjung tinggi konstitusi dan berkomitmen pada kesepakatan bersama sebagai sebuah bangsa. Bukan, iklim politik yang hanya menguras emosi bangsa dengan isu SARA dan hoaks.
“Politik yang mengajak seluruh rakyatnya untuk menatap ke depan demi kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai bersama ini. Iklim politik yang lebih mencerdaskan kita,” ujar Surya.