REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seluruh nabi yang diturunkan Allah ke muka bumi mendapatkan tugas yang mulia untuk berdakwah. Menyebarkan ajaran kebaikan yang pesannya langsung dari langit. Jika begitu, apa perbedaan dakwah antara nabi-nabi terdahulu dengan Nabi Muhammad SAW?
Pakar Ilmu Alquran KH Ahsin Sakho menjelaskan, meski nabi terdahulu memiliki tugas yang mulia dalam berdakwah, namun sejatinya tugas-tugas tersebut biasanya hanya ditujukan kepada umatnya semata. Berbeda dengan Nabi Muhammad SAW yang mengemban tugas untuk berdakwah kepada seluruh umat di muka bumi.
“Nabi di masa lalu itu diutus untuk umatnya saja. Jadi sifatnya masih lokalitas, kalaupun turun kitab suci maka itu berbentuk lembaran-lembaran yang berlaku bagi kaumnya,” kata KH Ahsin dalam kajian live streaming, di Ahsin Sakho Center, Rabu (11/11).
Dengan tugas dakwah Nabi SAW seperti itu, Nabi Muhammad justru mampu menuntaskan dakwahnya dengan sangat baik. Nabi Muhammad dinilai sanggup mengubah peradaban yang bersifat jahil menjadi peradaban yang menjunjung tinggi moralitas yang disebut akhlak.
Salah satu indikator keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW adalah dengan tidak menjadikan kekerasan sebagai alat dakwah. Sebaliknya, dengan cinta kasih justru Nabi dapat mempersatukan berbagai kalangan yang berbeda dan juga peradaban unggul.