REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Armada kemanusiaan sudah bersiaga di halaman kantor ACT Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (11/11) pagi. Armada-armada ini akan diperuntukkan membantu para pengungsi merapi.
Beberapa yang diberangkatkan adalah humanity food truck, ambulance pre-hospital, empat unit mobil rescue, humanity water tank, dan tiga unit motor trail. Semuanya disiapkan untuk membantu evakuasi hingga pemberian dukungan logistik.
Humanity food truck akan difungsikan sebagai penyedia layanan makan gratis bagi para pengungsi. Sementara ambulans pre-hospital, difungsikan sebagai tempat pertolongan pertama dan bantuan medis.
Armada rescue nantinya digunakan untuk evakuasi para pengungsi ke tempat barak pengungsian. Kendaraan humanity water tank akan digunakan untuk menyuplai kebutuhan air bersih selama di pengungsian.
Kepala Cabang ACT DI Yogyakarta, Bagus Suryanto, mengungkapkan sejumlah armada kemanusiaan secara beringingan akan meluncur menuju Global Volunteer Academy (GVA) yang berada di Hargobinangun, Pakem, Sleman.
GVA merupakan bangunan shelter yang dibangun pada 2010 untuk menampung ribuan pengungsi erupsi merapi 2010 silam. Bangunannya saat ini lebih difungsikan sebagai tempat pembinaan kerelawanan.
ACT berencana kembali memfungsikan bangunan tersebut sebagai titik pengungsian jika kondisi para pengungsi bertambah. "Sampai saat ini kebutuhan darurat untuk para pengungsi Merapi adalah bantuan logistik berupa sembako, alat kebersihan diri, alas dan selimut, serta air bersih," kata Bagus dalam keterangan yang didapat Republika, Kamis (12/11).
Tercatat hingga selasa (10/11) kemarin, ribuan warga di Sleman maupun di Magelang, Jawa Tengah, telah diungsikan di barak-barak pengungsian. Pengungsian dilakukan sejak ditetapkannya level siaga II oleh pemerintah kabupaten setempat beberapa waktu sebelumnya.