Kamis 12 Nov 2020 12:11 WIB

Ini Rencana Syekh Ali Jaber Menjadikan Akbar Imam Besar

Akbar memiliki potensi, bukan hanya sekadar menjadi hafizd, sebagai imam besar.

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Syekh Ali Jaber (kanan) berbincang dengan Muhammad Al Gifari (kiri) saat pertemuannya di sela acara Milad Yayasan Nuurun Nisaa di Cihanjuang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (11/10). Dalam pertemuannya tersebut, Syekh Ali Jaber berencana memberangkatkan Umrah Muhammad Al Gifari atau yang akrab disapa Akbar dan mengangkatnya menjadi anak angkat. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Syekh Ali Jaber (kanan) berbincang dengan Muhammad Al Gifari (kiri) saat pertemuannya di sela acara Milad Yayasan Nuurun Nisaa di Cihanjuang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (11/10). Dalam pertemuannya tersebut, Syekh Ali Jaber berencana memberangkatkan Umrah Muhammad Al Gifari atau yang akrab disapa Akbar dan mengangkatnya menjadi anak angkat. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Muhammad Gifari Akbar (16 tahun), sosok pemulung yang viral karena membaca Alquran, telah resmi diangkat anak oleh Syekh Ali Jaber. Sejak Rabu (11/11) malam, setelah meminta izin langsung kepada keluarga Akbar di Kabupaten Garut, Syekh Ali langsung membawa pemuda itu untuk dididik di pesantrennya yang berada di kawasan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

Syekh Ali tak ragu untuk membimbing Akbar. Di mata ulama asal Madinah itu, sosok Akbar memiliki potensi, bukan hanya sekadar menjadi hafizd melainkan sebagai imam besar.

photo
Syekh Ali Jaber (kanan) memeluk Muhammad Al Gifari (kiri) saat pertemuannya di sela acara Milad Yayasan Nuurun Nisaa di Cihanjuang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (11/10). Dalam pertemuannya tersebut, Syekh Ali Jaber berencana memberangkatkan Umrah Muhammad Al Gifari atau yang akrab disapa Akbar dan mengangkatnya menjadi anak angkat. Foto: Abdan Syakura/Republika - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

"Saya melihat dari kemampuan suara, sudah cukup bagus. Hurufnya sudah cukup jelas, tapi masih butuh peningkatan untuk kesempurnaan," kata Syekh Ali saat berkunjung ke rumah keluarga Akbar di Kabupaten Garut.

Menurut dia, Akbar telah memiliki dasar yang baik dalam membaca Alquran. Berbeda dengan orang yang masih terbata-bata dalam membaca Alquran. Hanya saja, Akbar dinilai masih memerlukan bimbingan lebih lanjut dalam pembacaan Alquran.

Ia menambahkan, Akbar juga telah memiliki mental yang kuat. Mental itu diperlihatkannya dalam foto yang viral, ketika sedang memulung Akbar masih sempat membaca Alquran.

"Makanya, dengan dasar sudah ada, suara bagus, semangat dan mental ada, tinggal kita dorong dan bina. Karena ada orang bacanya bagus, fasih, tapi mentalnya tidak ada. Jadi mental akbar sudah ada, sayang kalau tidak dimanfaatkan atau tidak dibina dengan baik," kata dia.

Syekh Ali mengungkapkan, tak jarang orang memiliki mental yang baik seperti Akbar. Namun, tak jarang pula mental yang baik itu tak digunakan untuk kebaikan.

"Mental seperti ini, kalau disalahgunakan bisa jadi bibit radikal. Karena semangat sudah ada, saya harap kita maksimalkan untuk menjadikan dia sosok baik dan mengharumkan nama Indonesia," kata dia.

Sebelumnya, Syekh Ali sudah meminta izin langsung kepada keluarga Akbar untuk membinanya. Dalam sebulan ke depan, Akbar akan belajar di pesantren yang diurus Syekh Ali. Akbar juga akan diajak umroh. 

"Saya memohon pamit, izin, untuk bisa bawa Akbar dibina. Insya Allah akan dijadikan imam besar Indonesia," kata dia kepada keluarga Akbar.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement