Kamis 12 Nov 2020 12:48 WIB

Delapan Hari Pasukan Muslim Menanti Musuh di Padang Badar

Kaum Quraisy kembali menantang pasukan Muslim untuk berperang.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Delapan Hari Pasukan Muslim Menanti Musuh di Padang Badar. Suasana di kaki Gunung Uhud, Madinah. Rekahan tak jauh dari kaki gunung itu disebut sebagai tempat berlindung Rasulullah  saat pasukan Muslim terdesak pada Perang Uhud.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Delapan Hari Pasukan Muslim Menanti Musuh di Padang Badar. Suasana di kaki Gunung Uhud, Madinah. Rekahan tak jauh dari kaki gunung itu disebut sebagai tempat berlindung Rasulullah saat pasukan Muslim terdesak pada Perang Uhud.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum Quraisy tak puas dengan hasil yang diperoleh dalam perang Uhud. Karena itu, pascaperang Uhud, Abu Sufyan kembali menantang pasukan Muslim untuk bertemu dalam pertempuran Badar untuk yang kedua kalinya pada tahun selanjutnya setelah perang Uhud. Tantangan itu pun direspons Rasulullah dan pasukan Muslim. 

Dalam buku Cahaya Abadi Muhammad SAW Kebanggaan Umat Manusia karya Muhammad Fethullah Gulen, pada tahun berikutnya setelah meletusnya perang Uhud, Rasulullah benar-benar mendatangi padang Badar besama pasukan Muslim yang sudah siap bertempur. Tapi setelah menunggu Abu Sufyan selama delapan hari di padang Badar, pasukan musyrik tak kunjung juga muncul. Sehingga akhirnya Rasulullah pun memerintahkan pasukan Muslim kembali ke Madinah. 

Baca Juga

Dalam literatur sejarah Islam, peristiwa itu disebut dengan Badar Shughra berarti perang Badar kecil atau Badar Al Akhirah berarti perang Badar terakhir. Pasukan Muslim berhasil membuat kaum musyrik ketakutan sehingga tidak berani mengirimkan pasukan seperti yang sebelumnya dijanjikan atau sesuai tantangan Abu Sufyan. 

Peristiwa itu pun menjadi kemenangan moral bagi umat Islam seperti yang pernah mereka raih dalam perang Badar Kubra. Dengan terjadinya peristiwa itu, kabilah-kabilah di sekitar Madinah dapat mengetahui bahwa kekuatan pasukan Muslim telah pulih.

Ketika pasukan Muslim menunggu kedatangan pasukan musyrik di Badar, sempat tersiar kabar dari orang-orang Bani Abdul Qais yang menyatakan Abu Sufyan telah mengerahkan pasukan besar menuju Badar. Rupanya berita itu sengaja disebarkan kaum musyrik untuk menakut-nakuti pasukan Muslim.

Namun, kabar tersebut justru membuat semangat para sahabat Rasulullah semakin berkobar. Namun, setelah delapan hari menunggu di Badar, musuh tak kunjung muncul. Akhirnya pasukan Muslim pun kembali ke Madinah dengan tenang. 

ٱلَّذِينَ قَالَ لَهُمُ ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدْ جَمَعُوا۟ لَكُمْ فَٱخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَٰنًا وَقَالُوا۟ حَسْبُنَا ٱللَّهُ وَنِعْمَ ٱلْوَكِيلُ

Artinya: "(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung" (Alquran surat Ali Imran ayat 173).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement