Kamis 12 Nov 2020 15:32 WIB

Azimah: Cegah Video Porno Mirip Artis Berulang 

Masyarakat harus ikut berperan mencegah penyebaran pornografi agar tak terus berulang

Red: Agus Yulianto
Azimah Subagijo, Ketua Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP).
Foto: Istimewa
Azimah Subagijo, Ketua Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepekan terakhir ini, perhatian netizen dalam negeri teralihkan dari isu covid 19 pada beredarnya video porno mirip artis GA. Video yang berdurasi hanya bilangan detik ini, sebenarnya bukan hal pertama terjadi pada artis ibukota, namun juga telah ke sekian kali terjadi pada beberapa artis sebelumnya.

“Masyarakat harus banyak belajar. Agar kejadian serupa tidak terus berulang,” demikian disampaikan Azimah Subagijo, Ketua Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP), pada kesempatan sebagai narasumber dalam kegiatan Ngopi-Ngovi (Ngobrol Pintar-Ngobrol Virtual) dengan tema “Kecanduan Gadget & Pornografi, Apa yang Bisa Kita Perbuat?”, yang diadakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur, 12 November 2020, secara live streaming melalui zoom dan youtube.

Azimah menyampaikan, kasus video porno artis ini umumnya modusnya hampir sama, yaitu karena keteledoran. Akibat muatan materi pornografi yang telah dibuatnya karena satu dan lain hal menjadi tersebar secara luas di ranah publik. Atas kejadian ini, Azimah menyatakan, sangat prihatin. 

Mengingat, kata dia, muatan materi pornografi tersebut tentu tidak pantas dikonsumsi publik, apalagi anak-anak pelajar dan mahasiswa kini tengah intensif menggunakan perangkat digital, sehingga dikhawatirkan ikut terpapar. Untuk itu, Azimah mengajak, para peserta diskusi dan juga masyarakat luas untuk berperan serta mencegah penyebaran pornografi agar tidak terus berulang. 

“Setidaknya ada tiga hal yang bisa kita semua lakukan agar kejadian seperti ini tidak kembali berulang, yaitu:  pertama, jangan jadi pembuat materi pornografi dengan alasan apapun, kedua jangan jadi penyebar, dan ketiga, jangan menyimpan materi pornografi di gadget kita,” ujar Azimah yang merupakan salah satu tim perumus Undang-Undang Pornografi.

Ketiga hal ini penting untuk semua elemen masyarakat lakukan, mengingat selain karena perbuatan dari ketiga hal tersebut mampu berujung sanksi pidana berdasarkan Undang-Undang Pornografi atau ITE, namun juga bagi kebaikan dan keamanan diri kita sendiri. 

“Semua yang kita unggah (posting) ke dunia maya, tidak pernah bisa benar-benar hilang, meski kita telah coba hapus. Hal ini karena sedetik kita unggah, maka kita tidak tahu ada berapa orang yang telah menduplikasinya, menyebarkannya kembali, atau mengunduhnya. Tentu jika isinya adalah muatan pornografi, sangat merugikan diri kita dan juga keluarga kita jadi ikut menanggung aibnya,” ujar Azimah. 

Azimah juga menambahkan, bahwa materi-materi pornografi yang telah beredar di dunia maya, juga dapat di salah gunakan oleh orang-orang yang ingin mencari keuntungan sepihak, seperti diperjual belikan secara online kepada para pecandu pornografi.

“Untuk itu, bila kita melihat muatan pornografi, hendaknya kita tidak ikut menyebarkan. Lebih baik kita laporkan sebagai muatan tidak pantas pada otoritasi aplikasi yang bersangkutan, agar dihapus dan tidak dapat diakses oleh orang lain. Selain itu penting juga untuk melaporkan kepada pihak berwenang seperti unit Siberbareskrim Polri dan kepada Kementerian Kominfo RI, agar diusut tuntas pelakunya dan memperoleh efek jera,” ujar Azimah yang juga Fasilitator Nasional Pelatihan Sistem Perlindungan Anak ini.

Sementara itu, terkait ajakannya untuk tidak menyimpan materi pornografi di dalam gadget, Azimah menyatakan, bahwa hal itu merupakan langkah antisipasi agar tidak ada anggota keluarga kita seperti anak-anak yang terpapar pornografi. “Ada banyak kasus anak-anak yang terpapar pornografi, ternyata materi pornografi mereka peroleh dari ponsel atau gadget orangtuanya sendiri. Tentu ini sangat memprihatinkan,” pungkas Azimah.

Kegiatan Ngopi-Ngovi ini dibuka oleh Pembantu Dekan III Dr. Zainal Abidin dan dihadiri bukan hanya oleh mahasiswa dan dosen dari FEB Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur, namun juga dari mahasiswa, dan masyarakat umum dari beberapa daerah seperti Jambi, Jakarta, dan juga Brunei Darussalam. Menurut Zainal Abidin, kegiatan ini sangat didukung diadakan di kampus, agar para mahasiswa memperoleh pengetahuan tentang perkembangan isu-isu terkini di masyarakat langsung dari perspektif ahlinya, termasuk terkait kecanduan gadget dan pornografi seperti kali ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement