Kamis 12 Nov 2020 16:55 WIB

Kiai Said dan Syafruddin Bahas Masalah Dunia Islam

Kiai Said berpesan agar memperkuat dakwah Islam yang moderat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Kiai Said dan Syafruddin Bahas Masalah Dunia Islam. Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin (kiri) berfoto bersama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (kanan) saat berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Kamis (12/11). Dalam kunjungan tersebut membahas tentang kondisi Islam moderat sekaligus cara mengantisipasi Islamphobia dan Radikalisme di Indonesia. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kiai Said dan Syafruddin Bahas Masalah Dunia Islam. Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin (kiri) berfoto bersama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (kanan) saat berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Kamis (12/11). Dalam kunjungan tersebut membahas tentang kondisi Islam moderat sekaligus cara mengantisipasi Islamphobia dan Radikalisme di Indonesia. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj di Gedung PBNU, Kamis (12/11). Syafruddin bersama Kiai Said membahas kondisi dunia Islam baru-baru ini.

Syafruddin mengatakan, pertemuan dengan Ketua Umum PBNU banyak membahas hal-hal yang mencerahkan. Salah satunya tentang masalah sejarah Islam dunia dan sejarah Islam di Indonesia. Kiai Said banyak memberikan pengetahuan yang mencerahkan.

Baca Juga

Ia menyampaikan, umat Islam di Eropa sudah menjadi penduduk terbanyak nomor dua. "Bahkan menurut beberapa penelitian, memperkirakan dalam 15 sampai 25 tahun mendatang (umat Islam di Eropa) bisa saja menjadi seimbang (jumlahnya) antara penduduk beragama Islam dan penduduk beragama lain," kata Syafruddin kepada Republika.co.id di Gedung PBNU, Kamis.

Ia mengingatkan banyak persoalan yang sedang dihadapi umat Islam, seperti persoalan radikalisme, fundamentalisme, dan islamofobia. Persoalan ini perlu disikapi supaya ada keseimbangan. Untuk itu bangsa Indonesia perlu waspada.

Maka, kedepannya seluruh anak bangsa Indonesia harus bisa bersatu demi kemajuan. Apalagi sekarang sedang dalam kondisi pandemi Covid-19, seluruh umat manusia merasakan dampak dari pandemi ini. Maka seluruh anak bangsa Indonesia harus kompak.

Terkait cara terbaik menyikapi islamofobia di Barat, Syafruddin menyarankan agar umat Islam menanggapinya dengan ilmu pengetahuan dan fakta untuk membantahnya. "Bantah, bahwa Rasulullah SAW itu tidak begitu (tidak seperti yang diduga orang-orang islamofobia). Rasulullah adalah manusia yang sangat toleran," ujarnya.

Ia menegaskan, islamofobia dijawab dengan ilmu pengetahuan dan fakta yang pernah terjadi ketika Rasulullah SAW masih hidup. Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang toleransi.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement