REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Kota Sukabumi menargetkan menjadi kota inovasi terbaik di Jawa Barat dan nasional. Hal ini ditandai dengan banyaknya inovasi yang digulirkan dalam percepatan pelayanan publik kepada masyarakat.
Hal ini disampaikan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi saat menerima tim penilai kompetisi inovasi Jawa Barat di Ruang Utama Balai Kota Sukabumi, Kamis (12/11). Dalam momen ini hadir Ketua tim Penilai Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Provinsi Jawa Barat sekaligus Kabag Ketatalaksanaan Setda Pemprov Jabar Ateng Kusnandar Adisaputra.
"Alhamdulilah dari 32 inovasi yang ikut kompetisi ini, yang terbanyak dari Kota Sukabumi yakni empat inovasi," ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi. Ke empat inovasi ini yakni dua dari RSUD R Syamsudin SH yakni Bunut FM Radio Kesehatan dan Pelayanan Tanpa Menunggu Kelengkapan Persyaratan Administrasi (Patas).
Dua inovasi lainnya yakni Kamboja Sari dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Sukabumi berupa Aplikasi layanan kematian jemput bola dalam satu hari. Satu lagi inovasi Sistem Kotak Layanan Elektronik Mandiri (Sikalem) dari Kecamatan Gunung Puyuh.
Menurut Fahmi, inovasi diluncurkan dalam percepatan reformasi birokrasi agar seluruh lembaga pemda melakukan percepatan pelayanan publik. Di mana setiap lembaga diminta menggulirkan inovasi atau One agency one inovation.
Langkah inovasi sejalan dengan arahan pemerintah pusat dan dituangkannpada RPJMD 2018-2023, perwal dan kepwal berhubungan dengan inovasi daerah. Selanjutnya akan disusun Raperda terkait inovasi daerah sebagai bentuk komitmen pemkot serius jadi kota inovatif di Jabar.
Faktanya, pada 2017 inovasi cetek di RS Almulk masuk top 40 inovasi nasional. Pada 2018 layanan modal cinta tidak cukup di Puskesmas Sukabumi masuk inovasi Pemprov Jabar. Di 2019 layanan satu hari di Kelurahan Tipar terkait dokumen kependudukan. Terakhir pada 2020 top 45 inovasi Kemenpan RB yakni Homecare yakni satu perawat ditempatkan di setiap kelurahan mengunjungi warga yang sakit.
"Pada 2020 ini kami unggulkan 4 Inovasi yakni Sikalem kotak layanan elektronik mandiri dalam pelayanan di kecamatan," ujar Fahmi. Sistem ini terkoneksi database kependudukan disdukcapil. Aplikasi Kamboja sari yakni percepatan layanan akte kematian satu hari selesai. Sebab dari 4 dokumen kependudukan, KTP, KJK, dan akta lahir, jarang yang membuat akte kematian dan kini didorong. "Empat inovasi dari tiga SKPD ini persembahan terbaik untuk provinsi," kata Fahmi. Targetnya bisa jadi juara dalam kompetisi.
Ketua Tim Penilai Ateng Kusnandar Adisaputra mengatakan, kedatangan tim untuk melakukan peninjauan lapangan. Terutama dalam melihat dampak langsung yang dirasakan warga. "Kota Sukabumi paling banyak inovasinya yang lolos dalam seleksi kompetisi," ujar Ateng. Di mana dari 32 inovasi se Jabar empat diantaranya dari Kota Sukabumi.