REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Jawa Timur (Jatim) kembali melanjutkan ekskavasi tahap keempat di Situs Pendem, Junrejo, Kota Batu. Kegiatan yang dilaksanakan dari 9 sampai 18 November ini ditargetkan dapat menampakkan lebih luas lagi bentuk candi.
Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugraha, mengatakan perluasan ekskavasi dimulai dengan membuka sisi utara dari bangunan candi utama seluas 38 meter persegi. Setelah selesai, tim akan meneruskan penggalian sumuran sampai struktur lapisan terakhir. "Saat ini baru tergali 1,2 meter," kata Wicak saat ditemui wartawan di lokasi ekskavasi, Kota Batu, Kamis (12/11).
Ekskavasi pada bagian sumuran ini penting dilakukan karena termasuk konsep arsitektur bangunan candi. Sumuran berarti lubang yang secara konsep menghubungkan antara bawah dengan bagian atap candi seperti cerobong. Dengan kata lain, bagian ini bertujuan menghubungkan dunia atas atau kayangan dengan dunia bawah (kehidupan manusia).
Energi dunia atas dan bawah bertemu di tengah yang biasanya ditandai dengan yoni atau arca. Kedua energi ini yang akan menghidupkan yoni atau arca tersebut. "Jadi, dengan kita menemukan sumuran, kita pastikan ini memang candi," jelasnya.
Untuk sementara, Wicak memperkirakan, situs Pendem berkaitan dengan Prasasti Sangguran. Prasasti ini dalam catatan sejarah ditemukan di Ngadat, Mojorejo, Kota Batu sekitar 1836 M. Informasi ini sekaligus dapat mematahkan anggapan prasasti Sangguran memiliki kaitan dengan Candi Songgoriti.
"Kenapa kok selalu dikaitkan dengan Songgoriti? Karena tidak ditemukan candi lain. Dengan ditemukannya Candi Pendem ini yang letaknya tidak jauh dari Sangguran, sementara ini diduga kuat Candi Pendem ini berkaitan dengan Prasasti Sangguran," kata Wicak.
Sementara itu, Pamong Budaya Pemkot Batu, Naning Wulandari, menjelaskan terdapat beberapa program yang akan dilakukan pemerintah terkait temuan candi. Pertama, pihaknya akan melakukan kajian penataan lingkungan terlebih dahulu. Hal ini termasuk bagaimana penataan candi di antara lingkungan sekitarnya.
Kedua, ekskavasi yang menggunakan dana Pemkot Batu ini akan dilanjutkan sampai tahun depan. Kegiatan akan berlangsung sampai pihaknya tahu batasan struktur candi tersebut. Dengan adanya candi ini, Naning berharap, sejarah di daerahnya dapat dilestarikan, lalu bisa dimanfaatkan untuk masyarakat luas.