REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA — Barcelona mengumumkan negosiasi pengurangan gaji pemain dan staf perusahaan tak mencapai kesepakatan. Hal ini pukulan bagi klub karena mereka harus mencari cara agar bisa bertahan di tengah situasi Covid-19 yang tak menentu.
"Hari ini, 11 November, setelah beberapa hari pertemuan intens dan negosiasi habis, para pihak telah mengakhiri periode konsultasi tanpa mencapai kesepakatan," demikian pernyataan klub dilansir dari Football Espana, Kamis (12/11).
Mereka mengatakan tidak adanya kesepakatan ini membuat dewan manajemen dituntut agar bisa menyelesaikan krisis keuangan yang serius dimana Barcelona mengalami penurunan pendapatan lebih dari 300 juta Euro musim 2020/2021. Sehingga klub dipaksa menyesuaikan kembali tagihan gaji sebesar 191 juta Euro.
“Para pihak telah sepakat untuk saling memberikan hingga 23 November untuk merefleksikan dan memutuskan apakah proposal yang saat ini dibahas dapat diterima,” klub menambahkan.
Berita rencana pemotongan gaji muncul tak lama sejak Josep Maria Bartomeu memundurkan diri sebagai presiden klub beserta seluruh dewan direksi. Banyak yang tak puas atas kinerja Bartomeu dan direksi.
Blaugrana mengalami musim buruk musim lalu. Quique Setien yang dipecat karena tak mampu mengangkat performa tim salah satu bukti gagalnya kepemimpinan Bartomeu.
Kegaduhan lain yaitu adanya perubahan sejumlah pemain senior yang berperan penting dalam kekuatan klub. Luis Suarez dan Ivan Rakitic merupakan korban dari perubahan tersebut sehingga harus hengkang. Messi juga mencoba mengikuti jejak Suarez dan Rakitic namun dicegah oleh klub.
Barcelona menghadapi situasi sulit beberapa bulan ke depan. Mereka harus menegoisasikan pengurangan gaji pemain, transisi dewan direksi baru serta kontrak Messi yang akan berakhir musim ini. Messi dengan bebas bernegoisasi dengan klub manapun pada Januari mendatang.