Kamis 12 Nov 2020 19:53 WIB

Angka Covid Global Cetak Rekor, RI Kembali ke 4.000-an Kasus

Pemerintah hari ini merilis penambahan 4.173 kasus baru Covid dalam 24 jam terakhir.

Tenaga medis berjalan di depan Rumah Singgah Karantina COVID-19, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (12/11/2020). Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan melaporkan realisasi belanja kesehatan untuk insentif tenaga kesehatan mencapai Rp2,2 triliun dari total pagu anggaran sebesar Rp5,90 triliun dan telah disalurkan ke 325.665 tenaga kesehatan baik di daerah maupun di pusat.
Foto: FAUZAN/ANTARA
Tenaga medis berjalan di depan Rumah Singgah Karantina COVID-19, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (12/11/2020). Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan melaporkan realisasi belanja kesehatan untuk insentif tenaga kesehatan mencapai Rp2,2 triliun dari total pagu anggaran sebesar Rp5,90 triliun dan telah disalurkan ke 325.665 tenaga kesehatan baik di daerah maupun di pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Dessy Suciati Saputri, Rizky Suryarandika

Jumlah harian positif Covid-19 di Indonesia kembali ke angka 4.000-an kasus setelah pada Kamis (12/11) pemerintah merilis penambahan 4.173 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Angka ini menutup laju penambahan kasus di bawah 4.000 selama empat hari terakhir.

Baca Juga

"Pada hari ini terdapat penambahan kasus positif sebanyak 4.173," kata

Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis.

Dengan tambahan 4.173, total kasus positif Covid-19 di Indonesia saat ini sebanyak 452.291 orang. Adapun, secara akumulatif jumlah kasus aktif nasional sebanyak 55.274 kasus atau 12,22 persen, masih rendah jika dibandingkan dengan angka kasus aktif dunia yang sebesar 27,60 persen.

Kembalinya jumlah kasus baru Covid-19 ke angka rata-rata 4.000 seiring dengan meningkatkan kapasitas tes. Saat ini, jumlah orang yang diperiksa meningkat cukup konsisten, setelah pada musim libur panjang lalu anjlok ke angka 20.000-an per hari.

Pada hari ini, jumlah orang yang diperiksa sebanyak 36.496, sedikit menurun dibanding kemarin 37.611 orang. Namun, capain testing itu tetap lebih tinggi dibanding kemarin lusa, sebanyak 32.020 orang.

Kendati begitu, tingkat positif atau positivity rate harian Covid-19 justru mengalami kenaikan, dari 10,02 persen pada Rabu kemarin menjadi 11,43 persen pada hari ini. Tingkat positif dihitung dengan membandingkan antara jumlah kasus baru dengan jumlah orang yang diperiksa.

Dari penambahan kasus hari ini, DKI Jakarta kembali menyumbang angka tertinggi dengan 831 kasus. Jawa Barat, yang kemarin berada di posisi puncak, hari ini turun ke bawah ibu kota dengan 733 kasus baru. Menyusul kemudian ada Jawa Tengah dengan 608 kasus, Jawa Timur dengan 270 kasus, dan Kalimantan Timur dengan 235 kasus.

Selain itu, Satgas Penanganan Covid-19 juga melaporkan penambaan pasien sembuh sebanyak 3.102 orang hari ini. Angka ini membuat jumlah kumulatif pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh sebanyak 382.084 orang.

Sementara itu, angka kematian juga dilaporkan bertambah 97 orang. Sehingga, akumulasi kasus kematian dengan status positif Covid-19 menjadi 14.933 orang.

Angka mingguan

Wiku menyampaikan, penambahan kasus positif Covid-19 secara mingguan di Pulau Jawa, Bali, NTT, dan NTB mengalami perkembangan yang kurang baik. Satgas mencatat, untuk wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah mengalami peningkatan peringkat menjadi tiga besar penambahan kasus mingguan tertinggi pada pekan ini.

“DKI Jakarta sempat berada di peringkat terakhir selama dua minggu kemarin, namun tiba-tiba melonjak menjadi peringkat 1,” ujar Wiku.

Provinsi Jawa Barat tercatat sebelumnya telah mengalami penurunan menjadi peringkat 33 pada pekan lalu, namun kembali meningkat menjadi peringkat 2 pada pekan ini. Sedangkan, Jawa Timur pada pekan ini menduduki peringkat satu penambahan kasus tertinggi setelah sebelumnya tercatat pada peringkat 30.

Namun demikian, ia juga menyebut terdapat provinsi dengan perkembangan signifikan membaik dan stabil baik. Yakni Banten yang sebelumnya sempat menduduki peringkat dua penambahan kasus tertinggi, pada pekan ini berhasil menurun menjadi peringkat 31.

“Sedangkan Bali stabil berada di peringkat 20 ke bawah untuk penambahan kasus positif,” tambah dia.

Berbeda dengan beberapa provinsi yang disebutkan di atas, Provinsi Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau mengalami perkembangan kasus yang lebih baik pada pekan ini. Wiku memerinci, kasus positif di Sumatera Barat pada 25 Oktober lalu cukup terkendali dengan berada di peringkat 33. Namun, kasus positif sempat mengalami lonjakan hingga menduduki peringkat pertama penambahan kasus tertinggi.

“Namun pada 8 November, Sumatera Barat kembali mengendalikan kasusnya, sehingga kembali pada peringkat 34. Bahkan peringkat terakhir pada urutan penambahan kasus positif. Ini artinya Sumatera Barat mampu menekan penularan dalam satu pekan,” ujar Wiku.

Sedangkan, di Riau penambahan kasus positif pada pekan ini berada di peringkat 33 setelah sebelumnya sempat berada di peringkat tiga tertinggi. Begitu juga dengan Kepulauan Riau yang pada pekan ini berhasil menekan angka penambahan kasus menjadi peringkat 32.

Wiku pun mengingatkan agar daerah-daerah tersebut tak lengah di pekan-pekan berikutnya dan mampu menekan penambahan kasus.

“Ini adalah prestasi yang sangat baik dari Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau. Bahkan dalam satu minggu dapat menekan angka penularan sehingga dari awalnya berada di lima besar penambahan kasus tertinggi menjadi peringkat 30 ke bawah,” kata Wiku.

In Picture: Pasar Baru Bandung Sepi Pengunjung Imbas Pandemi Covid-19

photo
 

Rekor dunia

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi naik ke rekor baru 3,6 juta secara global pekan lalu. Angka ini menjadikan Covid-19 belum tuntas ditangani dunia.

Dilansir dari kantor berita Bernama pada Kamis (12/11), pada 8 November, penghitungan global mencapai lebih dari 49,7 juta kasus di mana 8 persen lebih banyak dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Sedangkan korban meninggal meningkat lebih dari 54 ribu orang selama periode yang sama. Jumlah ini terbilang tertinggi sepanjang masa pandemi. Adapun, total sementara lebih dari 1,28 juta orang telah meninggal karena penyakit asal China tersebut.

Catatan rekor infeksi per pekan sebelumnya yaitu sebanyak lebih dari 3,3 juta infeksi tercatat dalam seminggu dari 26 Oktober hingga 1 November. WHO menyatakan, wabah Covid-19 sebagai pandemi pada 11 Maret.

Jumlah kasus infeksi Covis-19 sejauh ini paling banyak terjadi di Amerika Serikat, India, dan Brasil masing-masing sebanyak 10,6 juta kasus, 8,6 juta dan 5,7 juta. Hingga saat ini, pemerintah di seluruh dunia masih berjuang menangani penularan Covid-19.

Sebelumnya, vaksinasi pertama di Uni Eropa (UE) terhadap Covid-19 diperkirakan dapat dilalukan pada tiga bulan pertama pada 2021. Prediksi ini diambil berdasarkan kalkulasi optimis bahwa vaksin dapat segera rampung.

"Saya berpikir optimis pada kuartal pertama tahun depan, tapi saya tidak bisa lebih tepatnya kapan," kata Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) Andrea Ammon yang berbasis di Stockholm, dalam sebuah wawancara dilansir dari Arab News pada Rabu (11/11).

Sebuah sumber anonim mengatakan pada Selasa lalu bahwa vaksin dapat diizinkan untuk digunakan di UE pada awal 2021. Hal ini sejalan dengan pengumuman kelompok farmasi AS Pfizer dan vaksin BioNTech Jerman telah menunjukkan keefektifan 90 persen dalam uji coba fase tiga.

photo
7 kelompok gejala covid-19. - (republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement