Kamis 12 Nov 2020 21:59 WIB

Holding BUMN Pangan Dibentuk, Konsumsi Ikan Diprediksi Naik

Holding BUMN Pangan akan persatukan Perum Perindo dengan PT Perikanan Nusantara

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suasana nelayan dan pedagang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Be
Foto: ANTARA/Abriawan Abhe
Suasana nelayan dan pedagang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Be

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana konsolidasi BUMN industri pangan melalui pembentukan Holding BUMN Pangan dipercaya meningkatkan kinerja di industri perikanan. BUMN Holding Pangan akan mempersatukan Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) dengan PT Perikanan Nusantara beserta BUMN lain yang bergerak di sektor pangan.

Inspektur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Muhamad Yusuf menyambut rencana pembentukan Holding Pangan, khususnya di sektor perikanan. Yusuf mengatakan konsumsi ikan nasional bisa menanjak cepat apabila BUMN di bidang perikanan yakni Perum Perindo dan Perinus memiliki modal kerja cukup jika digabung sehingga bisa bergerak lincah. Dengan begitu, seluruh hasil tangkapan nelayan dapat terserap dengan baik.

Selanjutnya, serapan ikan dapat dikirim ke Jakarta dan kota lain sehingga ketersediaan ikan di pasar melimpah. Hal ini memiliki efek ganda yaitu harga ikan di pasar menjadi murah dan kemampuan masyarakat membeli ikan melonjak. 

"Oleh sebab itu, konsumsi ikan nasional menjadi meningkat. Apalagi kampanye Gemar Makan Ikan kembali digaungkan. Budaya makan ikan akan terdongkrak," ujar Yusuf usai FGD konsolidasi BUMN Pangan di Hotel Ritz Carlton, Kamis (12/11).

Yusuf menyampaikan sektor pangan Indonesia mengalami peningkatan posisi peringkat pada Global Food Security Index. Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan ketahanan pangan nasional. Salah satu kontribusinya pada peningkatan konsumsi pangan berbahan ikan yang diproyeksikan akan tumbuh hampir 2 kg per kapita dari 39,0 kg per kapita menjadi 40,9 kg per kapita. 

"Angka ini lebih tinggi dari proyeksi peningkatan konsumsi pangan berbahan daging yang masing-masing hanya tumbuh 0,8 kg per kapita untuk daging ungags dan 0,2 kg per kapita untuk daging sapi," ucap Yusuf. 

Yusuf melanjutkan, penangkapan ikan juga bakal lebih banyak lantaran holding BUMN memiliki modal kerja. Antara lain sarana seperti kapal berukuran lebih dari 150 GT yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan penangkapan ikan di Zona Ekonomi Eksklusif. 

Selain itu, terdapat fasilitas SKPT yg telah dibangun KKP di Natuna, Talaud dan Saumlaki yang dapat dijadikan lokasi ekspor ikan ke luar negeri tanpa harus ke Jakarta terlebih dahulu. 

"Dengan begitu, dapat meningkatkan nilai jual atau harga ikan karena ikan masih segar sehingga hemat biaya dan waktu," ungkap Yusuf.

Menurut Yusuf, fasilitas lain KKP juga dapat dikerjasamakan dengan Holding BUMN Pangan baik memanfaatkannya dengan sistem bagi hasil atau dihibahkan. Selain itu, kerja sama bisa berupa pemanfaatan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT), cold storage, laboratorium serta pemanfaatan hasil riset.

Direktur Utama Perum Perindo Fatah Setiawan Toppbroto mengatakan perusahan tengah bersiap diri untuk menjadi bagian dari Holding BUMN Pangan dengan mematuhi seluruh syarat yang diminta Kementerian BUMN. Apalagi Kementerian BUMN telah menunjuk Perum Perindo sebagai satu-satunya BUMN di bidang perikanan setelah Perinus masuk ke Perum Perindo dengan sistem merger.

"Perum Perindo optimistis dengan konsolidasi holding ini akan meningkatkan kinerja Perum Perindo dari sisi penjualan, pemasaran, laba, distribusi produk, hingga ketersediaan produk Perum Perindo di pasaran," ujar Fatah. 

Selain penjualan, lanjut Fatah, Perum Perindo juga memiliki usaha eksisting yakni budidaya ikan dan udang serta pengelolaan pelabuhan perikanan. Dengan konsolidasi dan merger dengan Perinus, Perum Perindo akan memiliki satu usaha tambahan yaitu perikanan tangkap.

"Kami menargetkan pendapatan kami meningkat 20 persen pada 2021," kata Fatah. 

Dalam Sosialisasi Pembentukan Holding Pangan, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Holding Pangan pada sisi perikanan, akan mendukung ekspansi areal penangkapan ikan dan membangun fasilitas pendukung.

Menurut dia, fasilitas perikanan masih terkonsentrasi pada wilayah barat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Sementara Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang besar pada wilayah Indonesia bagian timur.

"Oleh karena itu, Holding BUMN akan memperluas wilayah perikanan dan mengembangkan fasilitas pendukung untuk meningkatkan produksi wilayah Indonesia timur," ujar Budi.

Selain mengembangkan fasilitas produksi, Holding BUMN Pangan juga akan mengembangkan fasilitas pemrosesan untuk mengembangkan produk hilir serta mengembangkan kapabilitas logistic cold chain untuk meminimalisir loses logistik.

Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Industri Pangan dan Pupuk Kementerian BUMN Imam Paryanto mengatakan konsolidasi BUMN Pangan diharapkan bisa meningkatkan peran dan kontribusi BUMN pangan terhadap tujuan kebijakan pemerintah agar terealisasi.

"Holding BUMN pangan diharapkan mampu bertransformasi lebih kuat dari sisi aset, dana, proses bisnis dan pemanfaatan aset lahan maupun pabrik," ucap Imam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement