Kamis 12 Nov 2020 23:45 WIB

In Picture: Filipina Diterjang Badai Vamco

Rep: Lintar Satria/ Red: Mohamad Amin Madani

Penduduk naik perahu saat mereka mengungsi dari rumah mereka yang terendam banjir di Marikina, Filipina, akibat Topan Vamco pada Kamis (12/11). (FOTO : AP/Aaron Favila)

Seorang pria menggendong seorang anak laki-laki di pundaknya saat mereka mengatasi banjir akibat Topan Vamco di Marikina, Filipina pada Kamis (12/11). (FOTO : AP/Aaron Favila)

Seorang pria membawa karung beras di atas air banjir saat banjir terus meningkat di Marikina, Filipina akibat Topan Vamco pada hari Kamis, 12 November 2020. Topan melanda sungai dan membanjiri daerah dataran rendah saat melewati Filipina timur laut yang dilanda badai. , di mana penyelamat dikerahkan Kamis pagi untuk membantu orang-orang melarikan diri dari air yang naik. (FOTO : AP/Aaron Favila)

Warga menangis ketika mereka meminta penyelamat untuk membawa kerabat mereka yang terperangkap sementara banjir terus meningkat di Marikina, Filipina akibat Topan Vamco pada Kamis (12/11). (FOTO : AP/Aaron Favila)

Seorang penyelamat menutupi bayi dengan selembar plastik untuk melindungi dari hujan saat mereka naik perahu karet sementara banjir terus meningkat di Marikina, Filipina akibat Topan Vamco pada Kamis, 12 November 2020. Topan melanda sungai dan membanjiri dataran rendah daerah-daerah saat melewati Filipina timur laut yang dilanda badai, tempat penyelamat dikerahkan Kamis pagi untuk membantu orang-orang melarikan diri dari air yang naik. (FOTO : AP/Aaron Favila)

Foto udara yang dirilis oleh Divisi Fotografer Kepresidenan (PPD) menunjukkan daerah yang terkena topan Vamco di Metro Manila, Filipina,Kamis (12/11). (FOTO : EPA-EFE/ACE MORANDANTE HANDOUT )

inline

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Badai Vamco menerjang dan menggenangi provinsi-provinsi di pulau utama Filipina, Luzon. Badan penanggulangan bencana Filipina mengatakan satu orang tewas dan tiga orang lainnya masih hilang.

Vamco menjadi badai tropis ke-21 yang menghantam Filipina tahun ini. Negara Asia Tenggara itu masih belum pulih dari badai Molave, badai terkencang tahun ini yang menewaskan 25 orang dan menghancurkan ratusan rumah pada awal bulan November lalu.